Direktur RSUDAM, Lukman Pura mengatakan, terjadi efisiensi anggaran sebesar Rp22 miliar dari pagu anggaran 2025 yang sebesar Rp111 miliar. “Pagu awal anggaran kami sekitar Rp111 miliar, kena efisiensi Rp22 miliar jadi anggaran di tahun ini menjadi Rp89 miliar,” ujarnya, Senin, 24 Februari 2025.
Baca juga: Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap RSUD Abdul Moeloek Meningkat
Akibat efisiensi tersebut, pihaknya terpaksa menunda kegiatan pembangunan gedung bedah.
“Rencananya ada gedung baru yang bakal dilanjutkan di lantai empat bedah (ditunda). Kalau jadi bangunan itu, maka bed kita tambah dari 625 bisa jadi 700 sampai 800 kapasitas kita,” tuturnya.
Meski begitu, Lukman menegaskan efisiensi tersebut tak akan berdampak langsung terhadap layanan kesehatan yang bersentuhan dengan masyarakat. Lantaran efisiensi hanya menyasar sektor penunjang non strategis dan kegiatan yang bersifat seremonial.
“Efisiensi jangan sampai mengenai masalah medis, paling hanya penunjang. Misal gedung ya kita tunda dulu,” kata dia.
Adapun Pemerintah Provinsi Lampung melakukan efisiensi anggaran pada APBD 2025 senilai Rp600 miliar.
Efisiensi tersebut menyasar pos belanja alat tulis kantor mencapai 90 persen, belanja makan minum rapat dan tamu mencapai 80 persen.
Kemudian efisiensi belanja cetak, cover, dan penggandaan mencapai kurang lebih 70 persen. Belanja perjalanan dinas 60 persen, dan belanja pemeliharaan kurang lebih 75 persen.
Belanja modal peralatan dan perlengkapan kantor kurang lebih 95 persen. Sewa gedung/ruang pertemuan/hotel kurang lebih 95 persen, dan belanja honorarium mencapai 50 persen.
Selanjutnya belanja konsultan sekitar 50 persen. Lalu, belanja kursus atau pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis, dan pendidikan kurang lebih 75 persen serta belanja yang bersifat pendukung dan operasional lainnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News