Kotaagung (Lampost.co) — Ancaman longsor dan pergerakan tanah di Pekon Air Abang, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, terus menjadi perhatian pemerintah daerah. Sebagai respons cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus menggandeng Fakultas Teknik Geofisika Universitas Lampung (Unila) melalui program Bina Bakti Masyarakat Desa.
Program ini menyasar langsung wilayah rawan bencana dengan fokus pada edukasi masyarakat serta aksi nyata mitigasi, seperti penanaman pohon di lereng rentan longsor.
Sebanyak 470 bibit pohon durian dan alpukat ditanam bersama warga. Jenis pohon ini dipilih karena memiliki akar tunggang yang kuat untuk menahan struktur tanah, sekaligus bernilai ekonomi di masa depan.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tanggamus, Hendarman Wahid, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran Badan Geologi Kementerian ESDM dan instruksi Bupati Tanggamus mengenai potensi pergerakan tanah di kawasan tersebut.
“Langkah ini menjadi bagian dari komitmen memperkuat kesiapsiagaan warga, terutama di Air Abang yang tahun lalu mengalami penurunan tanah,” ujarnya, Selasa, 22 Juli 2025.
Tak hanya mitigasi dan edukasi, program ini juga mendukung pengembangan objek wisata Air Terjun Asmara sebagai upaya meningkatkan perekonomian dan pelestarian lingkungan.
Namun, di tengah upaya pencegahan, warga mengeluhkan dampak kerusakan yang semakin meluas. Kepala Pekon Air Abang, Agus Trioko, mengungkapkan bahwa sejak 2024, wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat longsor dan tanah bergerak. Tiga dusun yang terdampak paling parah yaitu Semarang Jaya, Saung Naga, dan Sidomulyo.
“Di Saung Naga bahkan terjadi korban jiwa. Sedangkan di Sidomulyo, kebun kopi warga rusak berat,” kata Agus. Hasil pendataan mencatat ada sekitar 900 titik longsor dan tanah bergerak yang tersebar di tiga dusun tersebut. Warga pun mendesak pemerintah segera memfasilitasi relokasi ke lokasi yang lebih aman.
“Mereka sudah menyampaikan aspirasi untuk dipindahkan dari kawasan rawan bencana,” tegasnya.
Ketua Pelaksana dari Unila, Fazli Caisar Eliansah, menekankan bahwa kegiatan ini bersifat jangka panjang.
Hidupkan Perekonomian
“Program ini bukan hanya memperkuat struktur tanah, tetapi juga menghidupkan perekonomian warga. Ini bentuk mitigasi berbasis pemberdayaan,” kata Fazli.
BPDAS Way Sekampung turut mendukung program ini dengan menyediakan bibit pohon. Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat diharapkan dapat diperluas ke daerah lain yang menghadapi ancaman serupa.
BPBD Tanggamus bersama Fakultas Teknik Geofisika Unila menanam pohon di Pekon Air Abang, Ulu Belu, Tanggamus, Senin, 22 Juli 2025. (Dok BPBD)