Kotaagung (Lampost.co) – Hujan yang mengguyur, Rabu, 3 Desember 2025 dengan kategori intensitas sedang mengakibatkan aliran sungai melaju deras. Derasnya aliran tersebut membuat bendungan sungai Desa Kapuran, Pasar Madang, Kabupaten Tanggamus jebol dan mengakibatkan beberapa tempat terendam banjir.
Setelah BPBD Tanggamus melakukan asesmen, penyebabnya ternyata bukan curah hujan. Melainkan tanggul sungai yang jebol sepanjang kurang lebih 5 meter.
Kemudian temuan lapangan mengungkap fakta mengejutkan. Tanggul tersebut jebol akibat sengaja dibendung oleh warga yang memiliki sawah untuk mengalirkan air ke lahan pertanian mereka.
Selanjutnya Bendungan darurat itu membuat tekanan air meningkat hingga akhirnya tanggul tak mampu menahan debit dan runtuh.
Akibat jebolnya tanggul, air langsung mengalir deras ke pemukiman warga Kapuran, Kelurahan Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung. Puluhan rumah terendam, akses warga terganggu, dan aktivitas malam itu berubah panik.
Kepala Pelaksana BPBD Tanggamus, Irvan Wahyudi, membenarkan temuan tersebut. “Hujan tidak terlalu tinggi, masih intensitas sedang. Namun dari asesmen BPBD memang tertemukan tanggul jebol sekitar lima meter. Dari keterangan warga, dugaan penyebabnya karena adanya aktivitas membendung aliran sungai untuk kebutuhan sawah,” jelas Irvan, Sabtu, 6 Desember 2025.
Kemudian ia menambahkan bahwa kondisi tersebut memperburuk aliran dan memicu tekanan air yang berujung pada jebolnya tanggul.
“Saat terbendung, debit air tertahan dan tanggul menjadi tidak kuat menahan tekanan tersebut hingga akhirnya jebol,” ujarnya.
Selanjutnya BPBD saat ini telah melakukan langkah awal pengamanan dan koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan darurat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan PUPR untuk penanganan lanjutan. Harapannya segera melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Irvan.
Sementara warga Kapuran meminta agar penanganan dilakukan cepat. Karena area tersebut sering menjadi langganan banjir ketika struktur sungai bermasalah. Mereka juga berharap ada pengawasan lebih ketat sepanjang aliran sungai. Ini agar tidak ada lagi aktivitas yang dapat membahayakan keselamatan bersama.








