Panaragan (Lampost.co) — Sugar Group Companies (SGC) kembali menunjukkan komitmen mendukung kesejahteraan petani dengan menggelar sosialisasi kemitraan tebu di Balai Tiyuh Mekarjaya, Kecamatan Gunungagung, Tulangbawang Barat (Tubaba), Kamis, 25 September 2025.
Poin Penting:
-
Sugar Group Companies gencar sosialisasi kemitraan tebu di Tubaba.
-
Petani mendapat jaminan pasar, bimbingan teknis, dan pendampingan.
-
Pemkab Tubaba mendukung penuh program sebagai solusi ketidakstabilan harga komoditas.
Acara ini menjadi titik ke-6 dari rangkaian sosialisasi kemitraan tebu di Tubaba. Ke depan, SGC juga menargetkan perluasan program kemitraan tebu ke Tulangbawang, Lampung Tengah, Lampung Timur, serta sejumlah kabupaten lain di Lampung.
Kegiatan dihadiri forkopimcam, kepala tiyuh, serta ratusan petani yang antusias menyimak peluang ekonomi dari program kemitraan tebu.
Baca juga: Petani Way Kenanga Antusias Ikuti Sosialisasi Kemitraan Tebu SGC
Komitmen Jangka Panjang untuk Petani
Perwakilan SGC, Ir. Sulis Prapto, menegaskan tujuan utama program adalah memberikan kepastian pasar bagi petani. Menurutnya, SGC menawarkan kerja sama kemitraan tebu dengan kontrak 10 tahun yang mampu melindungi petani dari ketidakstabilan harga komoditas lain, khususnya singkong.
“Harapannya, program ini meningkatkan kesejahteraan petani melalui jaminan pasar dan pendampingan budi daya tebu,” ujar Sulis.
Selain jaminan pasar, SGC juga menghadirkan seminar dan bimbingan teknis. Materi pelatihan mencakup teknik penanaman, perawatan, hingga pengelolaan panen tebu.
Keuntungan Menanam Tebu di Lampung
Dalam pemaparannya, Sulis menyebut sejumlah keunggulan tebu sebagai komoditas andalan Lampung. Satu kali tanam mampu menghasilkan 3—4 kali panen. Biaya produksi lebih rendah daripada singkong atau jagung. Kondisi geografis dan iklim Lampung juga sangat mendukung produktivitas tebu.
Dalam menerima tebu dari petani, SGC pun menetapkan standar kualitas. Kematangan optimal mencapai usia 11—13 bulan. Tebu harus bersih dari sampah, daun, atau tebu mati.
Selain itu, wajib menjaga kesegaran. Oleh karena itu, langsung mengirimkan tebu ke pabrik begitu baru panen.
Dukungan Pemerintah Daerah
Sementara itu, Wakil Bupati Tulangbawang Barat, Nadirsyah, mengapresiasi inisiatif SGC. Menurutnya, program ini menjadi solusi strategis mengatasi anjloknya harga singkong sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Program kemitraan tebu adalah peluang besar bagi petani. Pola kerja sama ini saling menguntungkan dan berkelanjutan,” kata Nadirsyah.
Ia juga memastikan Pemkab Tubaba mendukung penuh langkah SGC. Pemerintah daerah juga akan memfasilitasi sosialisasi agar informasi sampai ke seluruh petani di kecamatan hingga tiyuh.
“Sinergi antara pemerintah daerah, aparat, dan masyarakat menjadi kunci agar semakin banyak petani terlibat dalam kemitraan tebu ini,” ujarnya.
Harapan Ekonomi Berkelanjutan
Melalui program ini, SGC berharap lebih banyak petani di Lampung beralih menanam tebu. Dengan adanya kepastian pasar, bimbingan teknis, dan dukungan pemerintah daerah, kemitraan tebu bisa menjadi motor penggerak ekonomi perdesaan. (*)








