Tanggamus (Lampost.co) — Warga Pekon Karang Brak, Kecamatan Pematangsawa, Tanggamus, menunjukkan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan jalan tembus antarpekon dengan memasang tanda batas lahan yang akan dilalui badan jalan. Aksi ini menjadi bukti nyata semangat gotong royong masyarakat dalam mendukung infrastruktur desa.
Poin Penting:
-
Warga sebelumnya sepakat menghibahkan lahan secara sukarela demi pembangunan jalan.
-
Jalan tembus antarpekon akan memiliki lebar 8 meter dan membuka akses ke pusat kecamatan.
-
Semangat gotong royong menjadi pendorong utama pembangunan desa.
Pemasangan tanda batas berlangsung Minggu, 20 Juli 2025, mulai dari Dusun II Tirom Awi hingga Dusun I Karang Brak. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari musyawarah pembebasan lahan yang sebelumnya berlangsung pada Rabu, 17 Juli 2025.
Kepala Pekon Karang Brak, Hendra Gunawan, memimpin langsung kegiatan gotong royong ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari perangkat pekon hingga tokoh warga. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Pekon Karang Brak, Dadang; Kadus Dusun I, Supriadi; Kadus Dusun II, Budi Waluyo; para ketua RT, dan warga setempat.
Baca juga: Aliansi Pemuda Tanggamus Desak Usut Tuntas Korupsi di Pemkab Tanggamus
Komitmen Bersama
Hendra Gunawan menjelaskan pemasangan pancang batas untuk menandai jalur yang akan menjadi badan jalan baru. Ia menekankan langkah ini penting untuk menghindari konflik batas lahan di kemudian hari dan sekaligus mempermudah proses pembangunan.
“Ini adalah bentuk nyata komitmen bersama warga Pekon Karang Brak. Dengan adanya pancang batas, kita bisa lebih siap menyambut pembangunan jalan. Harapannya, akses masyarakat menjadi lebih mudah dan roda ekonomi desa bergerak lebih cepat,” ujar Hendra.
Dia mengapresiasi antusiasme warga Pekon Karang Brak yang dengan sukarela terlibat dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, gotong royong ini adalah langkah awal yang strategis dalam mendukung kemajuan wilayah.
“Kami sangat mengapresiasi semangat kebersamaan warga. Ini bukan hanya soal membangun jalan, tapi membangun masa depan desa bersama,” katanya.
Warga Rela Hibahkan Lahan
Komitmen warga Karang Brak tak hanya sebatas partisipasi fisik. Dalam musyawarah sebelumnya, warga sepakat menghibahkan sebagian lahan milik pribadi yang terdampak proyek jalan. Kesepakatan itu tercapai melalui dialog terbuka bersama aparat pekon dan tokoh masyarakat.
Beberapa warga Karang Brak yang secara terbuka menyatakan kesiapannya menyerahkan sebagian lahannya, antara lain Albuni, Kasiman, Dedek, Supriadi, dan sejumlah warga lainnya. Langkah ini menunjukkan tingkat kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap pembangunan daerah.
Rencananya, jalan tembus tersebut memiliki lebar sekitar 8 meter dan dapat membuka akses alternatif menuju pusat Kecamatan Pematangsawa. Selain mempermudah mobilitas warga Pekon Karang Brak, pembangunan jalan ini juga bisa mendorong peningkatan ekonomi lokal, mempercepat distribusi hasil pertanian, dan mempermudah akses pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.
Kunci Sukses Pembangunan Desa
Kepala Pekon Karang Brak berharap agar kolaborasi antara warga dan pemerintah desa dapat terus terjalin dengan baik. Ia juga mengimbau agar seluruh proses pembangunan berjalan sesuai rencana, dengan tetap menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan musyawarah.
Pembangunan infrastruktur jalan di desa memang menjadi salah satu prioritas dalam pemerataan pembangunan, terutama di wilayah perdesaan yang selama ini mengalami keterbatasan akses. Dengan keterlibatan aktif warga Karang Brak, harapan akan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif semakin nyata.