Liwa (Lampost.co) – Kepolisian Daerah (Polda) Lampung meminta warga Lampung Barat berhati-hati ketika beraktivitas di kawasan hutan. Imbauan itu menyusul meningkatnya aktivitas Harimau Sumatera yang menimbulkan keresahan masyarakat.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, menegaskan warga sebaiknya tidak berkebun hingga malam hari. Hutan kawasan merupakan habitat alami harimau sehingga rawan perjumpaan satwa buas.
“Kami sarankan masyarakat pulang lebih cepat setelah berkebun atau bertani. Keselamatan pribadi jauh lebih penting,” kata Yuni.
Ia juga menyarankan, bila terpaksa beraktivitas di kebun hingga sore, warga sebaiknya tidak pergi sendirian. “Ajak kawan untuk menjaga keselamatan. Jangan ambil risiko dengan masuk hutan menjelang malam,” tegasnya.
Koordinasi BKSDA untuk Penanganan Harimau
Kepolisian saat ini masih berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung untuk menindaklanjuti keberadaan satwa liar di sekitar hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
“Kami bersyukur korban serangan harimau pada 5 September lalu berhasil selamat. Peristiwa ini jadi pengingat agar masyarakat lebih waspada,” ujar Yuni.
Kronologi Serangan Harimau Petani Sekincau
Kasus terbaru terjadi pada Jumat, 5 September 2025. Seekor harimau menyerang Amir (45), petani di Pekon Tiga Jaya, Kecamatan Sekincau.
Amir kala itu pulang bersama anaknya usai berkebun. Saat melintas di jalur hutan, seekor harimau tiba-tiba menerkam dari belakang hingga membuat keduanya terjatuh dari motor. Anak Amir berteriak kencang, sehingga hewan buas itu kabur meninggalkan lokasi.
Akibat serangan tersebut, Amir mengalami luka cakaran di kepala dan punggung. Ia segera mendapat pertolongan medis di Puskesmas Sekincau dan selamat meski harus menerima puluhan jahitan.
Polda Lampung bersama BKSDA terus memetakan titik rawan untuk memasang perangkap maupun kamera pemantau satwa. Harapannya, langkah itu dapat mencegah konflik lanjutan antara manusia dan harimau di Lampung Barat.