Bandar Lampung (Lampost.co) — Sebanyak 200 warga Lampung Tengah yang akan direkrut sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Sabah, Malaysia, tak hanya membawa bekal keterampilan dan semangat kerja. Tetapi juga membawa harapan besar untuk memperbaiki nasib keluarga mereka.
Mereka menjadi bagian dari program penempatan pekerja migran yang dijadwalkan mulai Desember 2025 melalui kerja sama antara Pemprov Lampung dan pihak Malaysia.
Bagi banyak calon PMI, kesempatan bekerja di perkebunan sawit Malaysia menjadi jalan baru untuk keluar dari jerat kemiskinan. Pendapatan yang lebih layak di negeri jiran diharapkan mampu mengubah kondisi ekonomi keluarga di kampung halaman.
Baca Juga:
BP3MI Gencarkan Edukasi, Ingatkan Bahaya Bekerja ke Luar Negeri Secara Ilegal
“Harapan mereka sederhana, ingin membahagiakan keluarga, menyekolahkan anak-anak, dan memperbaiki rumah. Banyak yang berharap keberangkatan ini bisa mengubah garis kemiskinan yang selama ini membayangi,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Lampung, Agus Nompitu.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah akan memastikan seluruh proses penempatan berjalan sesuai prosedur. Hal ini mulai dari administrasi, seleksi, hingga pemeriksaan kesehatan.
Pemerintah juga menjamin hak-hak pekerja, termasuk jaminan sosial dan kepastian upah yang telah mereka bahas bersama pihak Malaysia.
Proses rekrutmen tahap pertama dipusatkan di Lampung Tengah dengan target 200 pekerja. Para calon PMI akan menjalani seleksi bersama antara pemerintah Indonesia dan tim Malaysia mulai Desember 2025.
Terbuka bagi Semua
Agus menambahkan bahwa kesempatan ini terbuka bagi semua tingkatan pendidikan.
“Latar belakang pendidikan bukan hambatan. Yang penting sehat dan mampu membaca serta menulis. Proses pendaftaran tetap melalui Disnaker,” tegasnya.
Program penempatan ini tidak hanya menjadi peluang kerja, tetapi juga harapan baru bagi keluarga dari para calon PMI.
Banyak di antara mereka yang selama ini hidup dalam keterbatasan, berharap pekerjaan di Malaysia mampu menghadirkan perubahan nyata dari sekadar cukup untuk makan sehari-hari. Hingga mampu menabung dan meningkatkan taraf hidup.
“Ini bukan hanya tentang bekerja ke luar negeri. Ini tentang masa depan keluarga mereka,” ungkap Agus.








