Way Kanan (Lampost.co)–Putri AKP Anumerta Lusiyanto, Salsabila, membantah tuduhan bahwa ayahnya terlibat dalam praktik judi sabung ayam di Way Kanan. Ia menegaskan bahwa sang ayah adalah sosok pekerja keras dan memiliki prinsip teguh menolak uang haram.
Bila, sapaan akrab Salsabila, mengungkapkan bahwa AKP Lusiyanto bahkan bekerja sebagai sopir travel demi membiayai pendidikan anaknya.
“Papa kerja siang malam, sampingan jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila,” tulisnya dalam unggahan di akun TikTok @.sabils, Sabtu, 22 Maret 2025.
Bila juga menegaskan bahwa ayahnya tidak pernah menerima suap atau melakukan tindakan dzalim terhadap orang lain.
“Papa nggak pernah mau dikasih ataupun disuap uang oleh siapapun. Bahkan kalau membantu orang, papa benar-benar ikhlas karena tahu mereka juga dalam kesulitan,” tambahnya.
Istri AKP Lusiyanto Ungkap Penolakan Suap Rp1 Juta
Selain Salsabila, Nia—istri AKP Lusiyanto—juga membantah keterlibatan suaminya dalam praktik judi sabung ayam. Ia mengungkapkan bahwa suaminya justru menolak amplop berisi uang Rp1 juta yang diberikan oleh oknum TNI.
“Banyak yang tidak suka bapak karena beliau pemberantas judi. Waktu itu, oknum yang menembak bapak mau kasih uang, saya lihat sendiri amplopnya, tapi bapak menolak,” ujar Nia dalam wawancara dengan Metro TV, Sabtu, 22 Maret 2025.
Nia menambahkan bahwa Peltu Lubis, oknum TNI yang dugaannya melakukan penembakan, pernah mengirim seseorang untuk memberikan uang kepada AKP Lusiyanto agar judi sabung ayam tetap berlangsung.
Namun, AKP Lusiyanto tetap menolak tawaran tersebut.
“Dia nyuruh orang kasih uang ke bapak supaya sabung ayam berjalan, tapi bapak tetap tidak mau,” tegasnya.
Kompolnas: AKP Lusiyanto Menolak Suap
Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, juga memastikan bahwa AKP Lusiyanto tidak terlibat dalam bisnis judi sabung ayam.
Ia mengungkapkan bahwa korban justru berulang kali memperingatkan oknum TNI untuk menghentikan aktivitas tersebut.
“Pak Kapolsek ini sudah bolak-balik mengingatkan Peltu Lubis agar menghentikan sabung ayam. Namun, mereka malah mencoba menyuapnya, dan beliau menolak,” kata Anam dalam wawancara di YouTube Kompas TV, Minggu, 23 Maret 2025.
Anam mengaku awalnya tidak percaya bahwa AKP Lusiyanto menolak sogokan. Namun, setelah mengecek kondisi rumahnya yang sangat sederhana, ia yakin bahwa korban memang tidak menerima suap.
“Kami cek rumahnya, sangat sederhana. Berbeda jauh dengan rumah-rumah oknum yang terduga terlibat,” jelasnya.
Anam juga menyayangkan adanya penggiringan opini yang menyebut AKP Lusiyanto dan dua korban penembakan lainnya menerima uang judi sabung ayam.
“Ini yang membuat kami miris. Janganlah menggiring opini. Tiga petugas negara telah meninggal dunia,” tegasnya.
Isu Setoran Judi Sabung Ayam di Way Kanan
Sebelumnya, beredar video viral di media sosial yang menuding bahwa Polsek Negara Batin menerima setoran judi sabung ayam sebesar Rp1 juta per hari. Video itu juga menyebut adanya permintaan kenaikan setoran menjadi Rp20 juta per hari, yang dugaannya menjadi pemicu bentrokan hingga penembakan tiga polisi.
Menanggapi isu tersebut, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengonfirmasi bahwa ada aliran dana dari judi sabung ayam kepada sejumlah oknum.
“Ada uang yang dibagikan. Saksi menjelaskan bahwa memang ada setoran,” kata Kolonel Eko dalam konferensi pers, Kamis, 20 Maret 2025.
Namun, Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, membantah keterlibatan polisi dalam praktik judi tersebut.
“Itu hanya asumsi. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa anggota Polri menerima setoran judi sabung ayam,” tegasnya.
Kasus Penembakan Masih dalam Penyelidikan
Peristiwa penembakan terhadap AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus Aprianto, dan Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta terjadi saat mereka menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Senin, 17 Maret 2025.
Pelaku penembakan, Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis, telah menyerahkan diri dan kini ditahan oleh Polisi Militer Angkatan Darat.
Kapolda Lampung menegaskan bahwa fokus utama penyelidikan adalah mengungkap kasus penembakan yang menewaskan tiga anggota kepolisian.
“Terlepas dari adanya isu setoran, fakta bahwa tiga polisi ditembak mati tetap menjadi perhatian utama. Ini adalah persoalan kemanusiaan yang harus diungkap,” pungkasnya.