Gunungsugih (Lampost.co) — Jumlah penderita deman berdarah dengue (DBD) di Lampung Tengah hingga Februari 2020 tidak sebanyak yang terjadi tahun lalu. Namun, jumlahnya bisa berubah seiring laporan dari UPT puskesmas.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Lampung Tengah Otniel melalui sambungan telepon, Minggu, 9 Februari 2020. Menurut dia, jumlah pasien DBD tahun ini tidak sebanyak tahun lalu yang mencapai 110-an, tetapi jumlah tepatnya ia tak bisa menyebut karena datanya ada di kantor. “Saya tidak pegang data, saya carikan besok di kantor,” katanya.
Berkaitan dengan langkah-langkah yang dilakukan dinas, Otniel mengaku sejak sebelum ada pasien yang dipastikan terkena DBD, pihaknya telah memerintahkan puskesmas-puskesmas untuk menyosialisasikan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus. “Ini sudah kami sampaikan sebagai langkah antisipasi. Kami minta 39 puskesmas yang ada untuk menyosialisasikannya,” katanya.
Terkait fogging, sesuai prosedur baru dilakukan ketika ada pasien yang dipastikan terkena DBD. Itu pun setelah tim dari dinas memastikan ada jentik nyamuk Aedes aegypti. “Kalau ada, setelah tahapannya dilalui baru di-fogging,” katanya.
Dia menyatakan pada intinya PSN itu harus dilakukan bersama-sama. Pemkab telah mendorong melalui seluruh OPD. Masyarakat harus mendukung penuh dengan langkah 3M plus.
“Ada apel siaga DBD, seluruh OPD dilibatkan dan pak bupati langsung yang memimpin,” ujarnya.