PANARAGAN (Lampost.co) — Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) akan membangun Tugu Batu Megalitik di Simpang Tiga Panaragan yang menjadi titik nol Tubaba. Pembangunan akan dimulai pertengahan 2020 ini dengan anggaran sebesar Rp2,7 miliar.
Tugu Batu Megalitik tersebut akan dibuat menyerupai situs cakar budaya. Tugu ini akan menjadi destinasi wisata baru dan berada di jantung ibukota Tubaba. “Tugu megalitik ini akan dibangun di Simpang Tiga Panaragan. Pembangunannya baru tahap pertama,” ujar Kadis PUPR Tubaba, Iwan Mursalin, Rabu, 15 Januari 2020.
Iwan menjelaskan tugu megalitik tersebut akan menceritakan kebudayaan masa lampau sebelum manusia mengenal peralatan dari logam. Batu menjadi perabotan manusia yang didapat dari alam secara langsung untuk menunjang kehidupan masyarakat tubaba kedepan.
“Pembangunan tubaba akan selalu mengedepankan kebudayaan untuk sumberdaya manusia dan ruang. Makanya, di salahsatu tugu batu itu akan dipasang repelika sayap burung yang bergerak secara kenetik. Ini salahsatu simbol bergerak menuju masa depan menjadi lebih baik,” ulasnya.
Titik nol tubaba ini lanjutnya, akan dibentuk taman segitiga yang akan dihiasai tiga batu besar yang dikelilingi sejumlah batu kecil. Tugu ini menyatukan tiga ruas jalan provinsi dari arah pasar panaraganjaya, panaragan dan arah menuju kantor bupati.
Dia meminta masyarakat dapat mendukung pembangunan tersebut. Sebab, taman tersebut akan menjadi lokasi wisata baru dan menjadi ikon kabupaten. “Tugu ini akan menyambut masyarakat yang berwisata di kabupaten ini,” ungkapnya.
Namun, kata dia, tahun ini pembangunan tugu tersebut baru pembangunan tahap awal. Untuk taman pendukung akan dilanjutkan tahun mendatang. “Menyesuaikan dengan kemampuan APBD, pembangunanya dilakukan bertahap,” kata dia.
Dia menambahkan pada 2019 lalu pemkab juga membangun monumen Minak pati prajurit gelar minak kemala bumi di simpang empat pasar unit VI Lambukibang. Berdasarkan sejarah, Minak Pati Pejurit merupakan seorang tokoh penyebar Agama Islam pada Abad ke-15 dan dimakamkan di tiyuh Pagardewa.
“Selain membangun monumen ini, kita juga melakukan pemugaran makam minak pati prajurit di Pagardewa yang pusat wisata regilius di kabupaten ini,” ujarnya.