PANARAGAN (Tubaba) — Pergelaran Sharing tim Megalithic Millenium Art yang sedang berlangsung di kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), dengan inisiator Umar Ahmad dan almarhum Prapto, Rabu – Minggu (25-26/2020), menandai terbangunnya dua situs baru yang diharapkan dapat terbaca sebagai tonggak moyang di masa yang akan datang.
Situ tersebut adalah Uluan Nughik dan Las Sengok, yang diharapkan akan menjadi warisan budaya selayaknya bangunan bersejarah di Inggris, yakni situs batu Stonehenge.
Gagasan Bupati Tubaba tersebut mendapatkan apresiasi dari Dr. Halilintar Latief dari Makassar, Sulawesi, sekaligus mempertanyakan keberlangsungan kedua rintisan kebudayaan itu setelah berganti pemerintahan.
“Jika ini berhasil saya kira akan menjadi percontohan seluruh dunia, saya terharu. Namun yang perlu kita pertanyakan adalah bagaimana kebijakan pemerintah daerah selanjutnya setelah Bupati Umar Ahmad tidak memimpin kembali,” kata Halilintar Latief, saat menjadi narasumber di Sarasehan dengan tema membaca tonggak moyang: puja, bahasa peradaban, dan memori sosial, di balai adat sesat agung Bumi Gayo, Kamis, 23 Januari 2020.
Menjawab pertanyaan tentang keberlangsungan dan dampak positif bagi masyarakat di bumi ragem sai mangiwawai, tentang kedua situs tersebut, Bupati Tubaba mengatakan.
“Ini adalah “nilai”, orang selalu mengatakan industri 4.0, 5.0 soal industri yang canggih, tetapi menurut kami masa depan itu masih tetap membutuhkan udara yang sehat, butuh makanan yang sehat, butuh lingkungan yang baik, untuk itu kami perlu memberikan apresiasi bagaimana manusia berhubungan dengan alamnya,” kata Umar Ahmad.
Ia menegaskan ini bukan hanya sekedar event, tetapi adalah nilai nilai yang akan disampaikan terus menerus melalui jalan Pendidikan yang sudah berjalan dimulai dari anak anak usia SD dan SMP.