Bandar Lampung (Lampost.co)–Politeknik Negeri Lampung (Polinela) turut mendukung pengembangan inovasi di sektor agroindustri berkelanjutan melalui partisipasinya dalam Seminar Nasional Agroindustri Berkelanjutan 2024 di Ball Room Hotel Emersia, 27 September 2024.
Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara Polinela, Universitas Lampung (Unila), dan Institut Teknologi Sumatra (Itera), bertema “Percepatan Hilirisasi Agroindustri Menuju Net Zero Emission 2050.”
Dalam seminar tersebut, Polinela menghadirkan empat peserta pemakalah terundang, terdiri dari dua mahasiswa dan dua dosen yang memaparkan hasil penelitian mereka.
Olga Frisilla Barberri dan Joel M. Tampubolon, mahasiswa dari Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri (PPA), menyampaikan inovasi mereka dalam pemanfaatan limbah media tanam jamur merang dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai briket energi terbarukan.
Olga mengembangkan briket dengan tambahan batang kelapa sawit, sementara Joel menggunakan pelepah sawit, yang keduanya bertujuan mendukung energi terbarukan dan pengelolaan limbah sawit secara berkelanjutan.
Dr. Widya Rini Hartari, S.T.P., M.Si. dari Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Program Studi Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan (PMIP), memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap kualitas minuman herbal kulit buah pala, yang diharapkan dapat mendorong diversifikasi produk agroindustri.
Dua Dosen Dari Prodi Pengembangan Produk Agroindustri (PPA) dan Program Studi Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan (PMIP)
Dalam kesempatan ini, Taufik Nugraha Agassi, S.T.P., M.Sc., selaku Koordinator Program Studi PPA, turut hadir mendampingi para pemakalah, memastikan bahwa riset yang dihasilkan tidak hanya inovatif, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan energi.
Direktur Polinela, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung agenda nasional menuju net zero emission.
“Partisipasi Polinela dalam seminar ini bukan hanya menjadi ajang bagi mahasiswa dan dosen untuk menunjukkan kemampuan riset mereka, tetapi juga sebagai bukti nyata komitmen kami dalam mengembangkan agroindustri yang berkelanjutan,” ujarnya.
Inovasi yang dihasilkan harus bisa diterapkan dan mendukung upaya hilirisasi agroindustri yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan nilai tambah produk, katanya.
Seminar ini, merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-59 Unila, dihadiri berbagai kalangan, termasuk Anna Gustina Zainal, Wakil Rektor III Unila.
Ia menyatakan pemanfaatan hasil sampingan dari agroindustri tidak hanya menurunkan emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan negara.
Sekretaris Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Yulia Astuti, turut menyampaikan apresiasinya terhadap seminar ini, yang menunjukkan perhatian akademisi dan pelaku industri terhadap pencapaian target net zero emission.
Ia juga melaporkan pertumbuhan positif sektor agroindustri, yang mencapai 4,84 persen pada triwulan kedua 2024.