Bandar Lampung (Lampost.co)–Universitas Teknokrat Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan generasi muda berprestasi melalui ajang Pentas Islami 18 yang sukses digelar pada Sabtu, 17 Mei 2025. Mengusung tema “Mengukir Prestasi dengan Akhlak Islami”, acara ini menjadi bagian dari rangkaian Teknokrat Festival 2025.
Sebanyak 70 sekolah dan 10 perguruan tinggi dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam lomba nasional ini. Pentas Islami 18 menjadi wadah penting bagi pelajar SMA/SMK/MA dan mahasiswa untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam nuansa Islami yang menjunjung tinggi adab, kreativitas, dan sportivitas.
Ajang Lomba Islami Tingkat Nasional
Rangkaian lomba berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme dari para peserta. Mereka tidak hanya bersaing dalam kompetisi, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai keislaman yang menjadi ruh utama kegiatan ini.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. H. Mahathir Muhammad, S.E., M.M., yang dalam sambutannya mengapresiasi semangat peserta dan peran penting kegiatan ini dalam membentuk karakter Islami generasi muda.
“Pentas Islami bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana pembinaan karakter. Kami ingin mengajak generasi muda untuk berprestasi dengan tetap menjaga akhlak dan etika,” ujar Mahathir.
Pelaksanaan kegiatan ini didukung penuh oleh UKMI Ar Rahman Universitas Teknokrat Indonesia, di bawah pembinaan Angga Bayu Santoso, M.Kom, serta Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Auliya Rahman Isnain, M.Cs. Keduanya menyampaikan rasa syukur karena acara berjalan lancar dan sukses menjaring bakat-bakat muda Islami dari berbagai penjuru.
Sebagai penutup acara, Dr. Mahathir Muhammad juga menyerahkan penghargaan kepada para pemenang, termasuk penghargaan juara umum Pentas Islami 18. Momen ini menjadi simbol keberhasilan peserta yang tak hanya meraih prestasi, tetapi juga menampilkan akhlak mulia selama kompetisi berlangsung.
Pentas Islami 18 membuktikan bahwa kompetisi tidak harus meninggalkan nilai-nilai keislaman. Justru, melalui lomba yang berbasis nilai moral dan etika, peserta dapat tumbuh menjadi insan yang cerdas, berprestasi, dan berakhlak.