Kalianda (Lampost.co)–Universitas Teknokrat Indonesia melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) sukses melaksanakan pemasangan dan uji coba alat penerangan berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Wp untuk mendukung aktivitas nelayan bagan di wilayah pesisir Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret kolaboratif antara dosen dan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan. Sekaligus memberikan solusi langsung terhadap kebutuhan masyarakat pesisir, khususnya nelayan yang mengandalkan pencahayaan malam hari dalam mencari ikan.
Menurut tim pelaksana PKM dari Universitas Teknokrat Indonesia, teknologi PLTS dipilih karena efisien, bebas polusi, dan dapat diandalkan dalam jangka panjang. Alat penerangan ini menggantikan fungsi genset berbahan bakar minyak yang selama ini digunakan oleh para nelayan untuk menerangi bagan atau alat tangkap ikan mereka saat malam hari.
“Program ini merupakan wujud nyata kontribusi kampus dalam memberdayakan masyarakat melalui pendekatan teknologi terbarukan. Kami ingin nelayan lebih sejahtera dengan pengeluaran operasional yang lebih hemat dan hasil tangkapan yang lebih baik,” ujar perwakilan dosen pembimbing PKM.
Hemat Biaya, Tambah Hasil
Sebelum menggunakan PLTS, nelayan rata-rata menghabiskan puluhan ribu rupiah setiap malam hanya untuk membeli bensin genset. Dengan teknologi ini, mereka tidak hanya bisa menghemat biaya operasional, tetapi juga mendapatkan penerangan yang lebih stabil, sehingga peluang mendapatkan tangkapan ikan meningkat.
Selain itu, penggunaan PLTS menghadirkan lingkungan kerja yang lebih nyaman, tanpa suara bising dan tanpa polusi asap. Hal ini tentu meningkatkan kualitas hidup nelayan, baik secara fisik maupun psikologis.
Manfaat Jangka Panjang dan Replikasi
Program ini memberikan lima manfaat utama yang dirasakan langsung oleh masyarakat:
-
Penghematan biaya operasional harian nelayan.
-
Penerangan yang lebih stabil dan terang.
-
Lingkungan kerja yang tenang dan bersih.
-
Edukasi langsung tentang energi terbarukan dan teknologi tepat guna.
-
Potensi replikasi sistem PLTS ke bagan-bagan lain di wilayah Lampung.
Melalui kegiatan ini, masyarakat pesisir juga mendapat pemahaman baru tentang penggunaan energi alternatif yang bisa diaplikasikan secara mandiri. Harapannya, model ini dapat direplikasi ke daerah pesisir lain di Indonesia yang belum terjangkau listrik atau yang masih bergantung pada genset.
Potensi Pengembangan Teknologi
Ke depan, tim dari Universitas Teknokrat Indonesia juga membuka peluang pengembangan sistem PLTS ini. Beberapa ide pengembangan termasuk penambahan sensor otomatis, kapasitas daya yang lebih besar, serta integrasi sistem kontrol pintar (smart control) yang membuat pemanfaatan energi menjadi lebih efisien, adaptif, dan modern.
Inovasi ini menunjukkan bahwa teknologi sederhana yang tepat sasaran dapat memberi dampak besar bagi kehidupan masyarakat bawah, sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih di tingkat akar rumput.
Respon Positif Nelayan
Uji coba alat penerangan tenaga surya ini berlangsung lancar dan mendapat sambutan hangat dari para nelayan. Berdasarkan wawancara langsung dengan nelayan pengguna, sistem PLTS bekerja optimal dan sangat membantu aktivitas mereka di malam hari.
“Semenjak pakai lampu baru ini, kami enggak lagi beli bensin tiap malam. Cahaya lebih terang, ikan jadi banyak yang datang. Semoga bisa ditambah untuk bagan lainnya,” ujar salah satu nelayan dengan antusias.