Unila (Lampost.co)–Wakil Rekor Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Organik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Upacara pengukuhan berlangsung di Gedung Serbaguna (GSG) Unila pada Senin, 2 Desember 2024.
Dalam momen bersejarah ini, Prof. Suripto menjadi guru besar ke-121 di Unila. Pada acara pengukuhan, Prof. Suripto menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Modifikasi Celullose: Limbah Pertanian Menjadi Manfaat”. Pada saat penyampaian orasi, ia menyoroti sejumlah limbah hasil pertanian yang begitu terbengkalai dan masih kurang dimanfaatkan.
Prof. Suripto menjelaskan, banyaknya limbah pertanian yang ada di Lampung memiliki potensi untuk dijadikan bahan objek penelitian. Di bidang kimia organik, limbah tanaman yang mengandung celullose dan lignin harus dipisahkan, yang kemudian dilakukan proses pemurnian dan diaplikasikan dengan poli asam laktat, sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai alternatif obat Tuberculosis (TBC).
“Melalui orasi ilmiah hari ini, kita menemukan banyak potensi dari limbah pertanian seperti bonggol jagung, kulit nanas, serta tangkai tanaman. Kemudian kita bisa melakukan kolaborasi dan bekerja sama, mengambil celullose dari limbah tersebut untuk kemudian kita manfaatkan dan modifikasi menjadi hal-hal yang bermanfaat,” ujarnya.
Selain itu, Prof. Suripto berfokus pada penelitian yang masih berkaitan dengan kimia organik seperti limbah pertanian yang bisa dibuat untuk furfural, yakni senyawa organik berupa pelarut yang mampu memisahkan minyak mentah serta melakukan pemurnian antara minyak nabati dan juga minyak bumi.
Prof. Suripto tentunya sudah cukup lama mengabdi dan berkiprah dalam dunia kimia organik. Ia beralasan, kimia organik merupakan salah satu bidang ilmu yang dapat menyatukan penerapan ilmu kimia lainnya sehingga, banyak aspek yang bisa ditemukan melalui pengaplikasian kimia organik.
Di balik pengabdian dan penelitiannya selama 24 tahun di FMIPA Unila mengenai kimia organik, Prof. Suripto mengajak para mahasiswa beserta para peneliti lainnya untuk turut serta dalam berbagi ilmu pengetahuan, menambah jaringan relasi, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui diskusi dalam menemukan topik-topik terbaru, dan melakukan penelitian yang menarik.
“Kita sadar kalau berdiri sendiri itu tidak mungkin. Jadi kita juga perlu membangun networking, harus berdiskusi sehingga bisa muncul ide-ide baru untuk mendapatkan produk-produk yang efektif,” ujarnya.
Selain itu, peran dari istri dan keluarga menjadi salah satu fondasi yang membantu Prof. Suripto untuk terus berupaya melakukan penelitian dan mengembangkan keilmuannya. Pelan-pelan, ia belajar untuk bisa mendapatkan sesuatu yang baru, bersama dengan mahasiswa, kolega serta dosen-dosen lain.
“Di keluarga kita saling berdiskusi pastinya ya. Mendapatkan dukungan dari mereka, kemudian berdiskusi dengan yang lain agar kita bisa terus berinovasi.” pungkasnya.
Prof. Suripto berharap, potensi berbagai macam produk pertanian harus ditingkatkan. Provinsi Lampung adalah salah satu daerah yang menarik. Produk-produk yang dihasilkan dari limbah memang membutuhkan proses, tapi akan ada nilai dan hasil yang baik jika terus dikembangkan, sehingga, secara bertahap menemukan material yang diinginkan. [Magang_Vivas Dwi Toti Divaldo]