Unila (Lampost.co)— Setiap ada kemauan pasti ada jalan. Kisah Yeti Yuniarsih salah satu alumni berprestasi dari Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila), menjadi bukti dengan ketekunan dan dedikasi yang kuat dapat meraih impianya menjadi penerima beasiswa LPDP S-2 di Boston University, AS.
Kisahnya berawal dari keinginannya untuk melanjutkan S-2 di Amerika Serikat saat ia masih berkuliah semester dua di Unila. Terdapat beberapa hal yang dipersiapkan Yeti mulai dari kemampuan bahasa Inggris hingga Finansial.
Selama berkuliah di Unila, Yeti berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan kampus dan telah mendapatkan beberapa prestasi, seperti aktif dalam berbagai organisasi di FH, berpartisipasi dalam konferensi Internasional, asisten dosen, peraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi FH Unila, terpilih menjadi salah satu mahasiswa KKN Kebangsaan, dan juga mendapatkan juara 3 Mahasiswa Berprestasi tingkat universitas.
Semua upaya Yeti lakukan demi menggapai impiannya, Yeti mendapatkan bimbingan karier dari BU secara personal pada program one-on-one career coaching. Tidak hanya itu, Yeti mencoba mengirim email ke puluhan kampus di Amerika Serikat dengan menyampaikan rencana karier ke depan. Dari semua universitas yang ia hubungi, Boston University memberikan respons yang sangat suportif.
Selain itu, alasan yang membuat Yeti yakin memilih Boston University untuk melanjutkan studinya adalah fleksibilitas. Menurutnya Kebebasan dalam mengambil mata kuliah lintas departemen memberikan nilai tambah karena dapat memperluas pengetahuan di luar bidang utama yang Yeti kuasai.
Salah satu program di Boston University yang berkesan bagi Yeti adalah Research Certificate, Sebuah program pelatihan penelitian yang diadakan oleh perpustakaan Boston University.Yeti banyak diajarkan mengenai riset yang efektif dan mengolah informasi dengan baik. Tidak hanya itu, ia dapat berkonsultasi langsung dengan staf perpustakaanya, hal ini sangat membantu Yeti dalam berbagai proyek penelitian.
Berkuliah di luar negeri tidaklah mudah karena pasti ada tantangan yang harus dilewati, mulai dari mengelola waktu, mental inferior, tekanan selama berkuliah, hingga mental yang kuat.
“Rasa minder adalah musuh terbesar. Sekali merasa minder, sulit untuk bertahan di lingkungan yang kompetitif seperti ini. Karena itu, saya selalu berusaha menjaga kepercayaan diri dan fokus pada tujuan agar bisa terus survive dan berkembang,” ujarnya.
Yeti selalu berpegang pada prinsip untuk terus memiliki rasa ingin tahu, karena rasa penasaran adalah pintu untuk mencapai tujuan dan impian kita. Motivasi untuk terus mencari informasi, mempelajari peluang, dan terus mencoba tidak akan terasa berat jika setiap langkah seperti sebuah petualangan menuju tujuan besar.
Sebagai awardee LPDP, tentu Yeti akan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Boston University. Yeti berencana setelah lulus, ia akan mencoba mencari OPT (Optional Practical Training) untuk mengasah pengetahuan saya lebih lanjut dan mengombinasikannya dengan pengalaman kerja AS. Hal ini tentu akan membantunya dalam mempersiapkan diri untuk berkontribusi lebih baik saat kembali ke Indonesia.
Melalu kisah inspiratifnya, Yeti berpesan kepada seluruh mahasiswa Unila untuk terus percaya kepada kemampuan diri sendiri dan jangan pernah takut untuk mencoba hal-hal baru karena dengan usaha dan keberanian, kita bisa mencapai lebih dari yang kita bayangkan.
“Kadang, yang kita butuhkan hanya sedikit dorongan dan kepercayaan diri untuk mewujudkan hal-hal yang sebelumnya terlihat tidak mungkin,”ujarnya.
Terakhir, Yeti juga berpesan agar terus setia dengan mimpi dan cita-cita, apapun yang terjadi terus berkerja keras dan bertanggung jawab untuk mewujudkan dan menyelesaikan yang sudah dimulai. [Magang_Raissa Mutiara Khansa]