Unila (Lampost.co)–Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) memperkenalkan inovasi berupa pembuatan pestisida nabati berbahan dasar puntung rokok dalam kegiatan lokakarya. Lokakarya berlangsung di Balai Kampung Balairejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, pada Minggu, 2 Februari 2025.
Lokakarya diinisiasi Tim KKN Unila Desa Balairejo, yang beranggotakan Arvian Muhammad Fatasya, Azzahra Ferica, Cintia Ulfa Rosmaniar, Shinthia Wulandari, Reza Saputra, Dian Azzahra, dan Sanjaya Martua Hutasoit, di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dwi Nugroho, S.E., M.A.
Berlangsungnya program karena masih banyaknya temuan limbah puntung rokok di berbagai tempat umum, seperti halaman rumah, jalan, persawahan, hingga saluran air. Apabila terus diabaikan, limbah puntung menjadi ancaman bagi keasrian lingkungan akibat kandungan kimia yang berbahaya.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan limbah puntung rokok sebagai pestisida alami yang efektif bagi pertanian. Selain membantu petani dalam mengendalikan hama, inovasi ini juga menjadi solusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat puntung rokok yang sering dibuang sembarangan.
Tahapan pembuatan pestisida ini dimulai dengan mengumpulkan sekitar 25–30 batang puntung rokok, lalu merebusnya dalam 500 ml air hingga mendidih. Cairan yang dihasilkan kemudian difermentasi selama 1–7 hari.
Setelah itu, cairan fermentasi dicampurkan ke dalam 1 liter air bersih, ditambahkan 1–2 tetes sabun cuci piring, lalu dikocok hingga merata. Pestisida yang sudah jadi dapat langsung digunakan untuk menyemprot tanaman yang terserang hama.
Lokakarya tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi pencemaran akibat puntung rokok, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pertanian berkelanjutan. Dengan memanfaatkan limbah yang selama ini dianggap tidak berguna, petani dapat memperoleh solusi ramah lingkungan yang ekonomis.
Masyarakat Desa Balairejo menyambut program ini dengan antusias. Para petani yang hadir aktif bertanya dan berdiskusi mengenai efektivitas pestisida berbahan puntung rokok. Mereka juga mengikuti sesi praktik pembuatan dan pengaplikasian pestisida di lahan pertanian secara langsung.
Namun, tantangan tetap ada, seperti kurangnya pemahaman awal masyarakat mengenai efektivitas pestisida nabati dibandingkan dengan pestisida kimia yang telah digunakan selama bertahun-tahun. Untuk mengatasi hal ini, tim KKN memberikan penjelasan berbasis penelitian serta hasil percobaan yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Melalui program ini, diharapkan masyarakat Desa Balairejo semakin sadar akan pentingnya pengelolaan limbah yang lebih bijak dan bernilai ekonomi. Dengan inovasi sederhana seperti pestisida berbahan puntung rokok, limbah yang sebelumnya menjadi masalah dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi pertanian dan lingkungan.
“Sebagai tim KKN, kami ingin mengajak masyarakat untuk mulai melihat limbah sebagai peluang, bukan sekadar sampah. Inovasi dalam pengelolaan limbah, seperti pemanfaatan puntung rokok sebagai pestisida alami, adalah salah satu cara untuk mengurangi pencemaran sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan,” pesan tim KKN.
Turut hadir Kepala Desa Balairejo, aparatur desa, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan), Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Balairejo, serta warga setempat. [Magang_Shalu Munadiyan]