Bandar Lampung (Lampost.co)–Antusiasme dan semangat perubahan membara di kampus STIAB Jinarakkhita Lampung dalam pelaksanaan hari kedua PKKMB 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa baru untuk memahami isu-isu krusial abad ke-21: teknologi kecerdasan buatan (AI), etika digital, dan pencegahan kekerasan di lingkungan kampus.
Mengawali sesi, Assoc. Prof. Dr. M. Said Hasibuan, S.Kom., M.Kom., menghadirkan materi Generative Artificial Intelligence (GenAI) dengan gaya santai namun sarat makna. Ia menekankan bahwa teknologi seperti ChatGPT dan DALL·E kini mampu menciptakan teks, gambar, suara, hingga video dengan kecepatan luar biasa. “AI bukan sekadar tren, tapi alat masa depan. Namun, tetap perlu kehati-hatian karena AI bisa keliru. Mahasiswa harus tetap kritis dan tidak menelan mentah-mentah hasilnya,” pesannya.
Tak hanya soal kecanggihan teknologi, Prof. Said juga mengangkat pentingnya etika digital dan perlindungan data pribadi. “Setiap klik punya dampak. Hormati privasi, jangan sebar hoaks, dan hindari ujaran kebencian. Etika digital adalah fondasi kita sebagai warga digital yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam sesi simulasi kasus dunia maya.
Suasana kemudian menghangat dengan kehadiran Dwi Hafsah Handayani, S.Psi., yang mengangkat isu kekerasan seksual dan perundungan. Dengan tegas, ia menyatakan, “Kekerasan seksual bukan kesalahan korban. Kampus harus jadi ruang aman. Laporkan jika terjadi, bantu teman yang membutuhkan.”
Ia juga mengingatkan bahwa bentuk kekerasan bisa bermacam-macam—verbal, visual, hingga eksploitasi. “Tanggung jawab kita bersama adalah menciptakan kampus inklusif, nyaman, dan bebas dari kekerasan,” tambahnya. Pesan ini disambut tepuk tangan para peserta sebagai bentuk dukungan dan kesadaran kolektif.
Melalui rangkaian materi hari ini, STIAB Jinarakkhita Lampung menegaskan komitmennya sebagai kampus yang adaptif terhadap perkembangan zaman sekaligus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan etika. Mahasiswa baru pun menunjukkan semangat luar biasa untuk menjadi generasi yang melek AI, bijak digital, dan berani menjaga keamanan serta inklusivitas kampus.
PKKMB 2025 tak hanya menjadi ajang orientasi, tetapi juga ruang pembentukan karakter generasi muda yang siap menjawab tantangan global.
