Bandar Lampung (Lampost.co)– Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) telah meluncurkan sistem perkuliahan berbasis metaverse dan blockchain. Gebrakan baru ini direncanakan akan mulai diterapkan pada semester ganjil mendatang.
Media pembelajaran berbasis metaverse ini memungkinkan mahasiswa dan dosen mendapat pengalaman belajar baru tanpa harus mengikuti perkuliahan secara konvensional.
Ketua Tim Penelitian dan Pengembangan Metaverse UTI, Yuri Rahmanto mengatakan, sama seperti dunia nyata, melalui metaverse ini juga dosen dan mahasiswa dapat melakukan interaksi baik melalui fitur chat maupun berbicara langsung melalui audio.
Untuk memudahkan dosen dalam menyampaikan materi, dalam fitur metaverse ini juga memungkinkan dosen dapat melakukan share screen perkuliahan dan memutar video pembelajaran yang dapat disaksikan secara langsung oleh mahasiswa.
Untuk dapat bergabung dalam perkuliahan metaverse ini, lanjut Yuri, mahasiswa dan dosen nantinya akan dibuatkan akun login. Setelah itu, masing-masing dari mereka akan dibuatkan avatar yang sudah disesuikan dengan wajah aslinya.
“Sehingga akan terlihat seperti nyata, karena avatar dalam metaverse ini nanti dibuat sedemikian mirip dengan aslinya,” kata Yuri saat menjelaskan mengenai metaverse dan blockchain di ruang e-learning UTI, pada Senin, 15 Mei 2023.
Yuri bahkan menyebut, kedepan timnya akan membuat ruang khusus dalam metaverse yang memungkinkan mahasiswa untuk melakukan bimbingan secara virtual reallity bersama dosen didunia metaverse.
“Metaverse ini adalah gabungan dari berbagai macam kelompok keilmuan, sehingga terciptalah aplikasi untuk media perkuliahan,” kata Yuri.
Metaverse ini sudah dirancang untuk lima tahun kedepan. Yuri menyebut, saat ini timnya sudah merancang roadmap untuk pengembangan metaverse agar bisa diaplikasikan ke berbagai bidang.
“Yang pertama kita buat dari sisi pendidikannya, tahun berikutnya kita akan berbicara mengenai kepariwisataan, kesehatan, dan akhirnya ke pemerintahan. UTI berprinsip akan ada kemungkinan, beberapa tahun kemudian memang ini akan dipakai. Jadi kita sudah siap dan mulai lebih dulu,” kata dia.
Kedepan UTI juga akan memberikan pembelajaran kepada mahasiswanya tentang blockchain, sebuah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis.
Tim dari metaverse UTI menciptakan secara khusus sebuah pusat perbelanjaan secara virtual. Tempat ini, menurut Yuri memungkinkan mahasiswa untuk melakukan transaksi elektronik tentang bisnis NFT.
“NFT ini adalah aset digital yang bentuknya bisa tiga dimensi, baik foto maupun audio, dan sistem pembayarannya itu kita pakai ETC,” tuturnya.
Untuk penerapan perkuliahan metaverse ini, Yuri menjelaskan pihaknya sudah berkordinasi dengan Kemendikbudristek terkait inovasi pembelajaran daring seperti, spada, scele, ataupun LMS
Sementara itu, dalam keterangan tertulisnya, Wakil Rektor UTI, Mahathir Muhammad, mengatakan dengan memanfaatkan metaverse, UTI berupaya menciptakan lingkungan virtual yang dapat memfasilitasi penyampaian materi perkuliahan melalui interaksi dua arah antara dosen dan mahasiswa.
Selain itu, penggunaan teknologi blockchain dalam perkuliahan, menurutnya akan memberikan keuntungan transparansi dan keamanan bagi dosen dan mahasiswa.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas yang relevan dengan perkembangan teknologi global kepada mahasiswa kami, sehingga mereka siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang terus berubah,” kata Mahathir.
Adapun nama-nama tim yang terlibat dalam pengembangan metaverse dan blockchain ini yaitu:
Dosen:
1. Yuri Rahmanto, M.Kom. (Ketua Penelitian dan Pengembangan Metaverse),
2. Dr. Si. Dedi Darwis, M.Kom (pakar Kecerdasan Buatan dan Data Science),
3. Ade Surahman, M.Kom. (pakar Game Design),
4. Donaya Pasha, M.Kom. (Pakar Pengembangan Avatar dan Multimedia),
5. Auliya Rahman Isnain (pakar AR dan VR),
6. Achmad Yudi Wahyudin, M.Pd (pakar teknologi pendidikan), dan
7. Dr. Ryan Randy Suryono (Pakar Fintech dan Blockchain).
Tim Mahasiswa:
1. Reza Prayoga
2. Geyma Vancha Risma
3. Afit Santoso
4. Rama Suherman
( seluruhnya prodi Informatika )
Tim Teknis
1. Mugi Prasetyo dan Samingan.(CK10)