Bandar Lampung (lampost.co) – Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan menjadi teknologi kunci masa depan. Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Wakil Presiden RI, Achmad Adhitya, saat menjadi pembicara pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Teknokrat Indonesia, Kamis (19/9/2025).
Bertempat di Gelanggang Mahasiswa Dr. HM Nasrullah Yusuf, Adhitya menekankan bahwa AI bukan sekadar tren teknologi, melainkan kebutuhan yang akan mengubah berbagai sektor, termasuk layanan publik, pendidikan, hingga kesehatan.
“Mahasiswa harus mulai mengenal dan memahami AI sejak sekarang. Ke depan, teknologi ini akan menjadi bagian dari sistem pelayanan publik. Universitas Teknokrat Indonesia memiliki modal kuat untuk mencetak lulusan yang unggul di bidang ini,” ujar alumnus SMAN 2 Bandar Lampung itu.
Contoh Implementasi AI di Dunia Nyata
Mengambil contoh dari kunjungannya ke salah satu rumah sakit di Tiongkok, Adhitya menggambarkan bagaimana teknologi AI sudah menggantikan peran dokter dalam sesi konsultasi awal. Di sana, pasien dilayani oleh hologram interaktif yang mampu mendiagnosis penyakit dan memberi saran pengobatan berdasarkan keluhan pasien.
Sistem tersebut, menurutnya, memanfaatkan kecerdasan buatan yang mampu mengolah data medis secara real-time, memberikan rekomendasi terapi, bahkan meresepkan obat secara otomatis.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa pemerintahan Prabowo–Gibran tengah merancang pembangunan 20 rumah sakit berbasis AI, sebagai bagian dari modernisasi sektor kesehatan nasional.
Pengembangan AI untuk Disabilitas
Adhitya juga menyoroti pengembangan AI di bidang inklusi. Salah satunya adalah alat bantu tunanetra berbasis AI yang sedang dikembangkan di Universitas Indonesia. Teknologi ini memungkinkan pengguna mengetahui kondisi lingkungan sekitar secara audio, sehingga lebih aman saat berjalan.
“Teknologi ini bukan hanya canggih, tetapi juga humanis. Ini contoh nyata bagaimana AI bisa menjawab kebutuhan sosial secara langsung,” tambahnya.
Tiga Program Pemerintah untuk Pendidikan Maju
Dalam forum tersebut, Adhitya turut memperkenalkan tiga program prioritas pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan nasional:
- 
Sekolah Garuda: Diperuntukkan bagi siswa berprestasi yang disiapkan untuk studi di kampus-kampus internasional unggulan. 
- 
Sekolah Rakyat: Sistem pendidikan berasrama bagi siswa dari keluarga prasejahtera, dengan tujuan menciptakan pemerataan akses pendidikan berkualitas. 
- 
Interactive Flat Panel: Teknologi yang memungkinkan mahasiswa di satu kampus mengikuti perkuliahan dari kampus lain secara langsung melalui panel digital interaktif. 
Ketiga inisiatif ini, lanjutnya, dirancang untuk membentuk ekosistem pendidikan digital dan inklusif yang adaptif terhadap perkembangan teknologi global.
Mahasiswa Teknokrat Dinilai Siap Hadapi Era AI
Adhitya meyakini, dengan orientasi kampus yang kuat pada penguasaan teknologi informasi, mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia berada dalam posisi strategis untuk menjadi pionir di era AI. Ia berharap mahasiswa dapat memanfaatkan momentum ini untuk membekali diri dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan.
“Generasi muda, khususnya di kampus seperti Teknokrat, punya tanggung jawab besar untuk jadi bagian dari transformasi digital nasional. AI bukan hanya masa depan, tapi sudah jadi kenyataan hari ini,” pungkasnya.
 
			










 
                