Pontianak (Lampost.co): Rektor Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Dr. HM Nasrullah Yusuf, SE., MBA., membagikan kisah inspiratif perjalanan UTI yang berkembang dari sebuah lembaga kursus sederhana hingga menjadi salah satu kampus terbaik di tingkat ASEAN. Pemaparan tersebut disampaikan dalam ajang Forum Rektor Indonesia (FRI) di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.
Di hadapan pejabat negara, para rektor, dan tokoh pendidikan nasional, Nasrullah menceritakan perintisan Teknokrat sejak 1986. Bermodal hasil penjualan motor Bajaj seharga Rp1,6 juta, ia mendirikan “Kursus dan Bimbingan Technocrat” yang pada awalnya hanya membuka kursus bahasa Inggris, akuntansi, dan mengetik manual. Tenaga pengajarnya pun hanya dua orang: dirinya dan Ny. Hernaini Nasrul.
Baca juga: Rektor UTI Nasrullah Yusuf Jadi Moderator Seminar Forum Rektor Indonesia Hadirkan Kepala BRIN
Seiring prestasi yang terus diraih, lembaga ini berkembang menjadi Lembaga Pendidikan Teknokrat pada 1995. Pada tahun 2000, untuk memperluas peran dalam pendidikan tinggi, didirikan tiga perguruan tinggi: STBA Teknokrat, AMIK Teknokrat, dan STMIK Teknokrat—seluruhnya memperoleh izin resmi dan akreditasi BAN-PT.
Langkah besar berikutnya hadir pada 2017 ketika ketiga institusi tersebut resmi digabung menjadi Universitas Teknokrat Indonesia berdasarkan SK Kemenristekdikti No. 494/KPT/I/2017. Saat ini UTI menaungi tiga fakultas dengan berbagai program studi unggulan di bidang teknologi, bisnis, dan pendidikan.
UTI terus memperkuat perannya dalam pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat. Hal ini tercermin dari visi menjadi universitas unggul berstandar internasional pada 2030 serta capaian prestisius seperti:
• PTS terbaik di Sumatera versi Webometrics dan Unirank
• Kampus hijau terbaik Sumatera UI GreenMetric
• Akreditasi institusi “Baik Sekali”
• Prestasi mahasiswa dan dosen di tingkat nasional maupun internasional
• Alumni berdaya saing dan terserap dunia kerja
“Dari lembaga kursus kecil, kini Teknokrat berdiri sebagai kampus berprestasi internasional. Ini bukti bahwa mimpi besar dapat tumbuh dari hal sederhana bila dikelola dengan komitmen,” ujar Nasrullah dalam forum FRI.
Kisah sukses ini menjadi inspirasi mengenai pentingnya inovasi, kegigihan, dan tata kelola pendidikan yang maju untuk mendukung lahirnya SDM unggul menuju Indonesia Emas.










