BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) – Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Wan Jamaluddin Z., menegaskan pentingnya seluruh program kampus diarahkan selaras dengan kebijakan prioritas nasional atau Astacita Presiden. Hal itu disampaikan saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Program dan Anggaran 2026 di Lamban Raden Intan, Selasa (5/8/2025).
Rektor menyebut, dua pijakan utama menjadi dasar penyusunan program UIN RIL ke depan, yakni delapan program prioritas nasional (Asta Cita) dari Presiden dan delapan program prioritas Kementerian Agama (Asta

Protas) di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
“Dua pijakan besar ini harus menyatu dalam setiap langkah perencanaan kita. Pendidikan unggul, ramah, dan terintegrasi adalah irisan penting yang harus diwujudkan,” ujar Prof. Wan.
Ia juga menyinggung capaian akreditasi “unggul” secara kelembagaan dan hasil audit Inspektorat Jenderal Kemenag dengan skor 77,08 (predikat Baik) sebagai modal besar, namun tetap harus menjadi refleksi evaluatif, bukan sekadar administratif.
“Predikat unggul itu harus nyata dalam kinerja harian, bukan hanya label. Layanan publik, terutama untuk mahasiswa, harus terus ditingkatkan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor II, Prof. Dr. Safari, menekankan pentingnya efisiensi dalam perencanaan, dengan tetap menjaga kualitas. Ia mencontohkan beberapa program studi yang berhasil meraih akreditasi unggul meski dengan anggaran terbatas.
FGD ini turut menghadirkan Wawan Setiawan dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI yang memaparkan arah kebijakan anggaran 2026 secara daring. Materi lanjutan disampaikan Ketua LPM, Dr. Bambang Irfani, yang mengupas strategi kampus dalam merespons sistem automasi akreditasi.
Kegiatan diselenggarakan oleh Bagian Perencanaan UIN RIL bersama Tim Pembahas Program dan Anggaran 2026, dan diikuti seluruh pimpinan universitas, mulai dari rektorat, direktorat, dekanat, hingga unit-unit kerja teknis.