Bandar Lampung (Lampost.co) — Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan profesional sesuai kebutuhan dunia kerja.
Komitmen itu diwujudkan melalui Pelatihan Kompetensi dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Profil Lulusan Program Studi, yang berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di kampus setempat.
Dekan FUSA, Prof. Dr. Ahmad Isnaeni, M.A., mengatakan kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata transformasi pendidikan tinggi Islam agar adaptif terhadap tantangan global.
“Program PKL ini adalah upaya fakultas menyiapkan lulusan yang tidak hanya memahami teori keislaman, tetapi juga mampu menerapkannya dalam praktik profesional,” ujarnya.
Menurutnya, mahasiswa didorong untuk mengintegrasikan ilmu Ushuluddin dengan berbagai isu kontemporer agar keilmuan Islam dapat memberi solusi nyata di tengah masyarakat modern.
Turut hadir Agus Mauluddin, M.Si., Direktur Eksekutif PT Community Insight Center (CIC) selaku mitra industri. Ia mengapresiasi langkah FUSA yang menyusun kurikulum berbasis kompetensi dan menyatakan dunia industri siap menerima lulusan dengan keahlian yang relevan.
“Kerja sama ini penting agar perguruan tinggi dan dunia industri berjalan seirama dalam mencetak tenaga profesional yang siap kerja,” kata Agus.
Kerjasama Riset Sosial
Dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara FUSA dan PT CIC, yang bergerak di bidang riset sosial, konsultasi, dan pengembangan sumber daya manusia. MoA ditandatangani oleh Prof. Ahmad Isnaeni dan Agus Mauluddin sebagai wujud sinergi akademik dan profesional.
Pelatihan ini menekankan lima kompetensi utama sesuai bidang program studi di FUSA:
-
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) berfokus pada metode pembelajaran Al-Qur’an,
-
Sosiologi Agama (SA) pada pemberdayaan masyarakat,
-
Studi Agama-Agama (SAA) pada resolusi konflik,
-
Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) pada pengajaran akhlak dan teologi,
-
serta Pemikiran Politik Islam (PPI) pada konsultasi politik dan etika kepemimpinan.
Selama tiga hari, mahasiswa mengikuti workshop terapan, simulasi kasus, dan praktik langsung bersama mitra industri. Kegiatan ini diharapkan membentuk lulusan dengan portofolio kompetensi yang kuat, berdaya saing tinggi, dan siap menjadi agen perubahan di masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, FUSA bertekad melahirkan sarjana Islam yang tidak hanya berpikir kritis dan religius, tetapi juga produktif dan kontributif di dunia kerja,” pungkas Prof. Isnaeni.






