BANDAR LAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) meneguhkan komitmen penguatan ekoteologi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasi 2025. Kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) yang digelar bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional di Lapangan Kalpataru, Kemiling, Minggu (10/8), menjadi momentum penting memperkuat kesadaran pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai keagamaan.
Rektor UIN RIL Prof. H. Wan Jamaluddin Z., Ph.D. mengatakan, penguatan ekoteologi sangat relevan di tengah krisis iklim global.
“Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan, berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi,” ujarnya.
Menurutnya, agama memiliki kekayaan nilai pelestarian lingkungan, seperti konsep khilafah dalam Islam, ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si’ dalam Katolik. “Kegiatan KKN ini menjadi langkah konkret penguatan ekoteologi,” tambahnya.
Program tersebut sejalan dengan empat poin dari Asta Protas Kementerian Agama RI, yaitu meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan, penguatan ekoteologi, layanan keagamaan berdampak, serta mewujudkan pendidikan unggul, ramah, dan terintegrasi.
Sebagai wujud implementasi, mahasiswa KKN UIN RIL telah menanam 23.500 pohon dan membuat 23.500 lubang resapan biopori (LRB) di berbagai titik di Bandar Lampung.
“Kami terus mengajak seluruh sivitas untuk membangun kesadaran dan implementasi ekoteologi dalam aktivitas sehari-hari,” kata Rektor.
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana yang hadir pada kegiatan tersebut mengapresiasi capaian UIN RIL dan berkomitmen menambah 50 ribu titik biopori lagi di kota ini. “Kami berharap perguruan tinggi dapat terus membantu pembangunan Bandar Lampung,” ujarnya.
Selain sebagai evaluasi capaian program, Monev menjadi ajang memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini dihadiri pimpinan UIN RIL, jajaran Pemerintah Kota, dosen pembimbing lapangan, dan perwakilan mahasiswa KKN.