Wednesday, December 3, 2025
  • Login
uinlampung
No Result
View All Result
No Result
View All Result
uinlampung
No Result
View All Result
Home Akademik

Rektor UIN Raden Intan Lampung: Pesantren dan Santri Penjaga Peradaban, Pilar Kemajuan Bangsa

November 17, 2025
Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., memberikan sambutan dalam Halaqah Penguatan Kelembagaan Pesantren yang digelar di Ballroom UIN RIL, Sabtu, 15 November 2025.

Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., memberikan sambutan dalam Halaqah Penguatan Kelembagaan Pesantren yang digelar di Ballroom UIN RIL, Sabtu, 15 November 2025.

Share on FacebookShare on Twitter

Bandar Lampung (Lampost.co): Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., menegaskan bahwa pesantren dan para santri merupakan kekuatan utama yang menjaga keberlanjutan peradaban Islam sekaligus fondasi kemajuan bangsa. Hal itu disampaikannya dalam Halaqah Penguatan Kelembagaan Pesantren yang digelar di Ballroom UIN RIL, Sabtu, 15 November 2025, sebagai bagian dari syukur atas lahirnya Direktorat Jenderal Pesantren Kementerian Agama RI.

Rektor mengawali sambutannya dengan menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Pendis yang telah mempercayakan UIN RIL menjadi tuan rumah penyelenggaraan halaqah. Ia menyebut kehadiran seluruh peserta sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam merawat tradisi pesantren, memperkuat kelembagaan, dan menjamin keberlanjutan nilai-nilai Islam yang ramah, inklusif, dan berkeadaban. “Halaqah ini adalah momentum yang sangat bersejarah. Tidak setiap generasi diberi kesempatan menyaksikan fase penting seperti lahirnya Ditjen Pesantren,” ujarnya.

Baca juga: Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor UIN Raden Intan Lampung Serahkan Hasil Verifikasi

Rektor menyampaikan bahwa hampir seluruh pimpinan UIN RIL merupakan alumni pesantren, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan, hingga kepala biro. Menurutnya, hal itu menjadi kekuatan yang membawa kampus berkembang pesat dan meraih berbagai penghargaan.

“Maka wajar, di tangan para santri yang kini mengemban amanah di perguruan tinggi, kampus ini bertabur prestasi, menjadi kampus paling hijau, paling lestari, dan berkelanjutan. Semua didesain, dipikir, ditulis, dan dipertahankan oleh tangan-tangan santri yang kini menjadi profesor, doktor, magister, dan seterusnya,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Guru Besar Bidang Sejarah Peradaban Islam itu menguraikan bagaimana pesantren telah berulang kali membuktikan diri sebagai institusi paling tahan banting dalam sejarah Nusantara. Ia mengutip pandangan orientalis Eropa yang heran melihat Islam tetap berdiri kokoh setelah kejatuhan Baghdad pada tahun 1258 M.

“Banyak yang mengira Islam habis dan punah seiring runtuhnya peradaban Abbasiyah dan Umayyah. Namun justru muncul kekuatan baru, wajah Islam dalam bentuk kekuatan kultural melalui lembaga pendidikan keagamaan dan gerakan tarekat tasawuf atau sufisme,” jelasnya.

Rektor menyebut kutipan buku The History of Islamic Civilization yang menjelaskan bahwa meski kekuasaan Islam runtuh, kekuatannya lahir kembali melalui lembaga-lembaga pendidikan yang otentik, termasuk pesantren, surau, dan majelis-majelis ulama.

Prof. Wan Jamaluddin kemudian memaparkan bagaimana abad ke-13 melahirkan pusat-pusat peradaban Islam di berbagai wilayah, termasuk Nusantara, melalui jaringan para syekh dan guru tarekat. Ia menyebut Tarekat Sammaniyah di Palembang dan Lampung, Naqsyabandiyah di Tanah Jawa, Syadziliyah, hingga Watiah di Kalimantan dan Sulawesi.

Semua gerakan itu, menurutnya, berbasis pada pendidikan pesantren yang bernuansa sufisme, sekaligus menjadi kunci kekuatan yang melahirkan berbagai perlawanan besar dalam sejarah. “Inilah jawabannya kenapa ada Perang Diponegoro yang mengguncang dunia. Perlawanan itu lahir dari basis pesantren dan kekuatan tarekat,” tegasnya.

Alumni Doktoral Rusia ini menegaskan bahwa Lampung adalah salah satu wilayah yang memiliki sejarah kuat dalam perjuangan melalui pesantren. Ia menyebut peristiwa Agresi Militer Belanda 1947, saat bumi Lampung berhasil dipertahankan oleh para kiai dan santri.

Ia menceritakan perjuangan KH Ahmad Hanafiah dari Sukadana bersama Pasukan Golok yang menghadang Belanda di Muara Enim dan Baturaja agar tidak masuk ke Lampung. Pada agresi kedua tahun 1949, perjuangan dipimpin oleh almarhum KH Muhammad Ghalib di Pringsewu.

“Karena itu, berbicara Pesantren itu saya katakan ‘gue banget’. Bicara tentang pesantren jangan ragu-ragu ke Lampung. Lampung punya bukti sejarah tentang peran pesantren yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya.

Antara Tradisi dan Transformasi

Ia kembali memaparkan, pesantren memiliki dua kutub besar yaitu tradisi dan transformasi. Menurutnya, pesantren adalah jembatan yang mampu menghubungkan keduanya. Namun jembatan itu harus diperkuat, diperluas, dan diperbaharui agar tetap kokoh menghadapi derasnya arus perubahan global.

“Kita bisa menjadi profesor, doktor, dan pemimpin karena tradisi kuat itu. Namun perubahan begitu cepat sehingga transformasi menjadi keniscayaan,” ujarnya.

Karena itu, kata alumni Pondok Pesantren Darussalam Lampung ini, tema penguatan kelembagaan dianggapnya sangat relevan untuk memastikan pesantren tetap menjadi pusat peradaban ilmu yang otoritatif dan berpengaruh. Ia menegaskan bahwa hubungan pesantren dan kampus bukanlah hubungan subordinatif, melainkan simbiosis yang saling membutuhkan.

“Kampus membutuhkan kebijaksanaan, kearifan lokal, dan jaringan ulama pesantren. Pesantren membutuhkan metodologi riset dan pendekatan ilmiah dari perguruan tinggi,” jelasnya.

Prof. Wan menjelaskan bahwa penguatan kelembagaan tidak bisa parsial atau jangka pendek. Ia menegaskan perlunya desain besar yang menggabungkan kekuatan tradisi dan inovasi, sebagaimana dilakukan UIN RIL sejak transformasi dari IAIN menjadi UIN pada 2017.

UIN RIL kini memiliki salah satu jumlah guru besar terbanyak di PTKIN se-Sumatera. Digitalisasi dan peningkatan SDM, menurutnya, adalah kebutuhan yang juga harus diadopsi pesantren.

Ia juga mencontohkan kerja sama UIN RIL dengan Pemkot Bandar Lampung yang menghasilkan pembangunan klinik kampus, yang sedang disiapkan menjadi rumah sakit lima lantai, serta hibah tanah 50 hektare dari Pemerintah Provinsi Lampung di Kota Baru. “Pesantren pun tidak boleh menutup diri. Harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Kita berharap hal serupa juga terjadi di dunia pesantren di tanah Lampung,” ujarnya.

Rektor menekankan bahwa pesantren memiliki warisan kitab turats yang sangat kaya, namun relevansi kitab kuning harus dikuatkan melalui metode pembacaan yang tepat. “Santri harus tidak hanya menghafal dan memahami teks, tetapi juga mengontekstualisasikan dengan realitas kekinian. Perguruan tinggi bisa hadir menawarkan metode kajian baru,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa banyak mahasiswa S1 maupun S2 dan S3 UIN RIL berasal dari pesantren. Menurutnya, ini harus menjadi perhatian bersama agar makin banyak santri dapat melanjutkan studi dan menguatkan kapasitas diri.

Dengan hadirnya Direktorat Jenderal Pesantren, ia berharap kolaborasi antara pesantren dengan stakeholder lainnya termasuk perguruan tinggi semakin meningkat.

Tags: Kampus Islam LampungPerguruan Tinggi Islam LampungPesantrenUIN Raden Intan LampungUIN RIL
Previous Post

UIN Raden Intan Lampung Tuan Rumah Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren

Next Post

Kehadiran Ditjen Pesantren Dinilai Bawa Kualitas Baru bagi Tata Kelola Pesantren

Next Post
Kasubdit Pendidikan Salafiyah dan Kajian Kitab Kuning, Dr. Hj. Yusi Damayanti, SE, AK., M.M., yang hadir mewakili Dirjen Pendidikan Islam pada Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Ditjen Pesantren di UIN Raden Intan Lampung, Sabtu, 15 November 2025.

Kehadiran Ditjen Pesantren Dinilai Bawa Kualitas Baru bagi Tata Kelola Pesantren

Berita Terbaru

Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., mendampingi Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.
Berita Terbaru

Kunjungan Kerja ke Lampung, Menteri Agama Tekankan Pesan Moral, Ekoteologi, dan Kurikulum Berbasis Cinta

by adisunaryo
November 30, 2025
0

Bandar Lampung (Lampost.co): Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. memberikan pembinaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian...

Read moreDetails
Rapat Koordinasi Pemberian Pertimbangan dan Persetujuan Pengusulan Prodi Baru bersama Senat UIN RIL.

Fakultas Sains dan Teknologi UIN RIL Usulkan Prodi Sains Keolahragaan

November 30, 2025
visitasi Ki lampung ke UIN RIL

KI Lampung Lakukan Visitasi Keterbukaan Informasi Publik di UIN Raden Intan Lampung

November 28, 2025
pelantikan PPPK UIN RIL

UIN Raden Intan Lampung Lantik 98 PPPK Tahap II Optimalisasi dan Paruh Waktu

November 28, 2025
stan UIN RIL terbaik

UIN Raden Intan Lampung Raih Juara I Stan Perguruan Tinggi Terbaik di Lampung Fest 2025

November 26, 2025
Facebook Twitter
uinlampung

Microsite ini adalah laman berita kerja sama Harian Umum Lampung Post dengan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Lampost.co adalah situs berita yang diterbitkan oleh PT. Suara Nada Alam Indah. NIB : 9120102863787 yang berkedudukan di Lampung, tepatnya Gedung Lampung Post Jalan Soekarno-Hatta No. 108 Rajabasa, Bandar Lampung.

Iklan dan Sirkulasi

Dat Suranta Ginting : 0822 6991 0113

Alamat
Jalan Soekarno Hatta No.108
Hajimena, Natar – Lampung Selatan – Lampung

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampost.co

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

uinlampung

Copyright © 2025. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result

Copyright © 2025. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.