BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) — Rektor Unila Hasriadi Mat Akin menyatakan Unila kini sudah pada berada pada posisi perpindahan dari 3.0 research university menuju ke 4.0 yakni entrepreneur university.
Hal tersebut ia ungkapkan saat sivitas akademika Universitas Lampung (Unila) mengikuti apel rutin yang diselenggarakan tanggal 17 setiap bulannya di lapangan belakang Rektorat setempat, Rabu (16/7/2019).
Rektor Unila Hasriadi Mat Akin, selaku pembina upacara, dalam amanatnya menyampaikan, apel rutin bulan ini merupakan sarana bertemunya seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dengan para pimpinan secara langsung.
Hasriadi mengibaratkan, apel ini adalah sebuah rapat besar yang dihadiri lengkap setiap komponen. Dalam kesempatan itu, Hasriadi menyampaikan capaian-capaian pembangunan Unila dari era revolusi 1.0 hingga 4.0.
Mantan Wakil Rektor Bidang Akademik Unila ini merumuskan, paling tidak ada empat tahap yang harus dilalui mengawal sebuah perubahan di Perguruan Tinggi. Unila kini sudah pada berada pada posisi perpindahan dari 3.0 research university menuju ke 4.0 yakni entrepreneur university.
“Perubahan yang dilaksanakan pun harus dikawal maksimal dan dilakukan by design bukan gaya-gayaan saja,” tegasnya.
Menurut Hasriadi, ciri universitas berbasis riset adalah hadirnya pengetahuan dari beberapa banyak paten yang diciptakan, HAKI, hasil penelitian-pengabdian, hingga jurnal yang terindeks scopus.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, Unila pada pertemuan pembahasan RPJP yang lalu tengah menargetkan menuju posisi 4.0 yang penuh dengan inovasi.
Kurikulum pembelajaran Unila didukung inspirasi dunia teknologi dan industri kreatif secara nyata. Seiring hal itu Unila juga terus membangun suasana kondusif dengan mendorong tercapainya predikat kampus greenmetric.
“Investasi sekitar Rp60 miliar dialokasikan untuk mendorong dibangunnya embung, sumber air bersih, pengolahan sampah terpadu, smart building FEB, dan pembangunan 13 gedung sesuai green design juga tengah dijalankan untuk mendukung perubahan besar Unila,” urainya.
Selain berbagai pembangunan infrastruktur, Unila menerapkan reward and punishment melalui sistem remunerasi untuk mengangkat kualitas dan kuantitas kinerja tenaga pendidik dan kependidikan.
Semua usaha yang dilakukan ini adalah hasil dukungan pendanaan yang diperoleh dari Asian Developmen Bank, Kementerian PU PR, pemerintah Kota Bandarlampung, dan pemerintah Provinsi Lampung.