Thursday, August 21, 2025
universitaslampung
  • Berita Terkini
  • Headline
  • Inspirasi
  • Kabar KKN
  • Kolom Pakar
  • Prestasi Mahasiswa
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Headline
  • Inspirasi
  • Kabar KKN
  • Kolom Pakar
  • Prestasi Mahasiswa
No Result
View All Result
universitaslampung
No Result
View All Result
Home Berita Terkini

Investasi Lingkungan Cegah Penyakit

adminmicroweb by adminmicroweb
February 10, 2020
in Berita Terkini, Headline
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Khairun Nisa Berawi
Dosen S-2 Ilmu Lingkungan dan FK Unila

MENGAWALI tahun 2020, Lampost.co mencatat ada 30-an kasus demam berdarah dengue (DBD), terutama sampai dengan pertengahan Januari, di Provinsi Lampung. Kini, kasus penyebaran penyakit berbahaya itu terus melonjak.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli, fenomena ini merupakan siklus tahunan. Penyakit yang diakibatkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini meningkat ketika memasuki musim hujan.

Fenomena ini menjadi menarik karena adanya pengaruh musim terhadap merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD yang meningkat di musim hujan sangat memungkinkan karena memang tempat berkembangbiaknya nyamuk yang semakin difasilitasi dengan genangan air hujan di lingkungan rumah yang tidak dibersihkan.

Ditambah, waktu kita tinggal di rumah yang biasanya menjadi lebih panjang dan nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD biasanya banyak ditemukan dalam rumah. Jarak terbang nyamuk yang mencapai 100 meter juga memudahkan penyebaran infeksi dalam radius yang cukujp jauh.

Berbagai hasil penelitian mengenai lingkungan mendapatkan adanya peningkatan patogenitas/derajat infeksius suatu agen penyebab penyakit baik virus, bakteri, maupun jamur pada saat memasuki musim hujan. Penyakit infeksi virus dapat ditularkan secara langsung lewat udara seperti virus influenza H1N1 yang menyebabkan pandemi pada tahun 2009.

Penularan ini bisa terjadi ketika penderita yang terinfeksi batuk atau bersin tanpa masker. Maka itu, di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan hal ini harus menjadi bagian dari standar pengelolaan gedung pelayanan kesehatan yang harus dipatuhi. Manajemen sirkulasi udara termasuk ventilasi dan AC harus memiliki standar jelas dan tegas untuk ikut memfilter maupun menguatkan lingkungan.

Virus adalah agen infeksi yang hanya dapat bereplikasi atau memperbanyak dirinya dalam sel hidup makhluk hidup. Partikel virus terdiri dari DNA atau RNA yang diselubungi protein. Banyak virus didapatkan memiliki karakteristik yang unik dan berbeda pada setiap jenis virus seperti H1N1, H5N1, SARS-CoV, dan influenza A, bahkan termasuk virus dengue yang menyebabkan demam berdarah yang membutuhkan nyamuk Aedes aegypti sebagai inang perantara.

Penularan penyakit yang disebabkan virus bisa terjadi secara langsung, tidak langsung, maupun lewat droplet yang menyebar di udara. Akan tetapi, masih perlu penelitian lebih jauh mengenai berbagai moda penularan yang sesungguhnya pada tiap-tiap virus.

Faktor Lingkungan

Selama 50—60 tahun terakhir, ada banyak publikasi yang mempelajari efek dari parameter lingkungan seperti suhu, kelembapan, sinar matahari atau radiasi, dan polusi pada kelangsungan hidup organisme infeksi di udara (virus, bakteri, dan jamur). Berbagai tahap penularan infeksi virus yang terjadi dengan sukses dipengaruhi juga dengan derajat infeksius virus maupun berkembangnya vektor ataupun inang perantara yang akhirnya akan ditularkan pada sesama.

Paparan lingkungan yang baik seperti oksigenasi yang cukup, sinar matahari, kelembapan (relatif dan absolut), bahkan mungkin polutan atmosfer dapat beraksi melemahkan berbagai organisme, termasuk virus yang infeksius di udara. Eksperimen yang telah banyak dilakukan dengan modifikasi lingkungan mendapatkan beberapa formula bagaimana aturan seperti suhu dan kelembapan untuk membantu melemahkan berbagai agen infeksi.

Seperti yang didapatkan untuk mengontrol pandemi virus influenza H1N1 di rumah sakit dengan mempertahankan suhu dan kelembapan tertentu ternyata memengaruhi kelangsungan hidup virus di udara sehingga menurunkan angka penularan.

Salah satu rekomendasi lingkungan yang disarankan untuk melemahkan agen penyakit termasuk di rumah sakit ataupun berbagai tempat pelayanan kesehatan diterjemahkan dengan baik oleh Associate Professor Departemen Sistem Robotika, Universitas Toyo, Jepang, Profesor Eiichi Yubune.

Dia mengatakan bahwa kisaran suhu yang aman adalah suhu antara 26o C—27o C dengan kelembapan 50%—60% untuk musim panas dan suhu antara suhu antara 22o C—24o C dengan kelembapan 40%—50% di musim dingin. Kondisi lingkungan seperti yang direkomendasikan didapatkan menurunkan risiko penularan penyakit infeksi karena melemahkan agen penyebab infeksinya.

Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Saat melewati siklus lingkungan di musim hujan yang mengalami penurunan suhu dan diikuti dengan peningkatan kelembapan, kemudian segera berganti dengan musim panas yang kurang mendukung berkembangnya agen penyebab infeksi, ikut berkontribusi dalam menguatkan lingkungan di negara kita menghadapi berbagai agen penyakit termasuk virus.

Virus umumnya rusak dalam 2 x 24 jam di luar tubuh inang. Namun, lingkungan yang bersuhu rendah dan lembap justru akan membantu virus tetap hidup dan menginfeksi manakala orang sehat berkontak dengan virus tersebut di permukaan yang terpapar cairan tubuh penderita yang mungkin diakibatkan batuk atau bersin yang tidak ditutup.

Didapatkan bahwa menjaga temperatur di atas 60o C (140o F) untuk lebih dari 60 menit biasanya bisa menonaktifkan virus, kecuali lingkungannya kotor dan ada media seperti darah, tinja, lendir, ludah, atau apa pun yang melindungi virus untuk tetap hidup. Suhu tinggi bahkan dalam jangka waktu pendek dapat mengefektifkan berbagai virus. Virus yang mengandung DNA didapatkan lebih tahan dengan perubahan suhu.

Investasi Lingkungan

Lingkungan yang sehat, kaya dengan paparan sinar UV matahari, dan tumbuhan hijau akan mampu memberikan kondisi yang mengoptimalkan suhu dan kelembapan lingkungan yang sehat yang menyebabkan penurunan agen infeksi di lingkungan, khususnya di udara baik virus, bakteri, maupun jamur.

Investasi lingkungan dengan membangun kondisi standar lingkungan sehat dengan formulasi yang telah dijelaskan sebelumnya sebaiknya juga disertai dengan peningkatan daya tahan tubuh menghadapi berkembangnya penularan penyakit akibat virus di musim hujan.

Penelitian menemukan pentingnya asupan vitamin D baik dari paparan sinar matahari ataupun suplemen berhubungan dengan peningkatan daya tahan tubuh. Vitamin A juga mampu melemahkan kemampuan infeksi dari virus. Ozon ataupun udara yang kaya oksigen juga mereduksi kadar virus di udara. Selain itu, paparan sinar UV matahari sangat mematikan bukan saja bagi virus, tetapi juga jamur dan bakteri.

Dengan semua investasi yang kita bangun dari sekarang, kita bisa berharap akan turut mendapat keuntungan dengan kesehatan diri dan keluarga dan kita cintai.

Previous Post

Dubes India Bahas Peluang Kerja Sama Pendidikan

Next Post

Investasi Lingkungan Cegah Penyakit

Next Post

Investasi Lingkungan Cegah Penyakit

Recent Posts

  • Wamenag RI Kunjungi UIN Raden Intan Lampung, Apresiasi Prestasi Kampus Hijau
  • UIN Raden Intan Lampung Gandeng Onework Solutions Malaysia, Siapkan Mahasiswa Hadapi Gig Economy
  • Unila Dukung Visi Gubernur Lampung Menuju Indonesia Emas
  • Unila Gelar Pengajian Sambut Ramadan 1446 H, Ustaz Abdullah Kafi Hamdan Bahas Keutamaan Puasa
  • Unila Gelar Pengajian Isra Mikraj dan Launching Sahara 1446 H di Masjid Al-Wasii

Recent Comments

No comments to show.
Facebook Twitter

Iklan dan Sirkulasi

Dat Suranta Ginting : 0822 6991 0113

Alamat
Jalan Soekarno Hatta No.108
Hajimena, Natar – Lampung Selatan – Lampung

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampost.co

Copyright © 2025. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Headline
  • Inspirasi
  • Kabar KKN
  • Kolom Pakar
  • Prestasi Mahasiswa

Copyright © 2025. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.