Unila (Lampost.co): Wilayah pesisir merupakan wilayah sangat rentan terjadi bencana abrasi pantai, bahkan berkemungkinan mengalami banjir dan tsunami. Untuk mengantisipasi, dibutuhkan tindakan dan partisipasi masyarakat atau kelompok dalam rangka mengurangi bahaya tsunami.
Tak hanya itu, dukungan masyarakat atau kelompok diharapkan melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi, angin laut, penyusupan air asin ke arah daratan, menyerap bahan pencemar, serta mempertahankan produktivitas pantai dan laut.
Desa Margasari merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, yang menurut data monografi tahun 2012 memiliki hutan mangrove seluas 700 hektare.
Hutan mangrove sebagai ekosistem penting di kawasan pesisir dapat menjadi pilihan mitigasi kebencanaan tanpa merusak lingkungan yang ada.
Saat ini luasan hutan mangrove semakin berkurang karena beberapa faktor penyebab. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Rahmat Safe’i, dkk, tahun 2020, kondisi kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari mengalami penurunan.
Pada tahun 2019 status kondisi kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari memiliki kategori baik sebesar 50%, kemudian tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 25%. Hal ini menunjukkan kondisi kerusakan hutan mangrove terus bertambah dalam kurun waktu setahun.
Kerusakan tersebut dapat berakibat pada penurunan fungsi ekosistem mangrove di desa setempat. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berupa Pendampingan Kelompok Pemantauan Kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari sebagai Upaya Mitigasi Bencana.
Kegiatan PKM merupakan bagian implementasi hasil riset tahun 2017 dan 2020 dari tim pengabdian Universitas Lampung (Unila). Tim PKM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, diketuai Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian (FP) Unila Dr. Rahmat Safe’i, S.Hut., M.Si.
Tim beranggotakan Aristoteles, S.Si., M.Si., Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA Unila dan Unang Mulkhan, S.A.B., M.A.B., Ph.D., Jurusan Administrasi Bisnis, FISIP Unila, serta mahasiswa Jurusan Kehutanan, FP Unila, yaitu A. Nizam Syahiib, Selvira, Lis Nur Ajijah, dan M. Rizky Pratama.
Kegiatan PKM Diseminasi Hasil Riset ini dilaksanakan Minggu, 24 Oktober 2021, di lokasi Wisata Mangrove Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.
Kegiatan dihadiri 25 peserta terdiri dari anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang berperan aktif dalam melakukan pengelolaan hutan mangrove serta Karang Taruna Desa Margasari.
Meski dalam masa pandemi, kegiatan dilakukan secara kondusif dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, dan tidak berkerumun.
Acara dibuka dengan sambutan Ketua Tim PKM Dr. Rahmat Safe’i, S.Hut., M.Si., dilanjutkan sambutan Kepala Desa Margasari Wahyu Jaya. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan penyampaian materi meliputi “Pemantauan Kesehatan Hutan Mangrove” oleh Dr. Rahmat Safe’i, S.Hut., M.Si., “Penggunaan Software Sistem Informasi Penilaian Kesehatan Hutan (SIPUT)” oleh Aristoteles, S.Si., M.Si., serta “Pembuatan Peraturan Desa dan Pembentukan Kelompok Pemantauan Kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari” oleh Unang Mulkhan, S.A.B., M.B.A., Ph.D.
Setelah penyampaian materi, dilakukan praktik pemantauan kesehatan hutan mangrove serta praktik penggunaan aplikasi SIPUT.
Hasil kegiatan adalah telah terbentuknya kelompok pemantauan kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari (Kelompok SIPUT Mangrove dan Pantau Mangrove) dan lokasi demplot pemantauan kesehatan Hutan Mangrove Desa Margasari.
Dengan selesainya rangkaian kegiatan PKM, diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok pemantauan kesehatan hutan dalam kegiatan pemantauan kesehatan hutan mangrove secara periodik.
Hal itu juga sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian hutan sehingga keberadaan hutan mangrove dapat berperan dalam mitigasi bencana. [Humas/Rilis]