Bandar Lampung (Lampost.co): Zakat fitrah (zakat al-fitr) adalah kewajiban atas setiap jiwa, baik laki-laki dan perempuan muslim. Penunaian zakat fitrah yaitu sejak awal bulan Ramadan hingga paling lambat sebelum pelaksanaan salat Idulfitri. Sementara itu, penyalurannya kepada mustahik (penerima zakat) paling lambat sebelum pelaksanaan salat Idulfitri.
Mengutip laman Baznas, zakat fitrah merupakan salah satu bentuk ibadah wajib bagi umat Islam. Dasar perintah menunaikan zakat fitrah ini yakni pada hadist yang berbunyi:
“Rasulullah telah mewajibkan mengeluarkan zakat fitrah (pada bulan Ramadan kepada setiap manusia)” (HR Bukhari Muslim).
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan” (HR. Bukhari Muslim).
Selain untuk mensucikan diri setelah menunaikan ibadah di bulan Ramadan, makna zakat fitrah yaitu sebagai bentuk kepedulian terhadap orang yang kurang mampu. Membagi rasa kebahagiaan dan kemenangan di hari raya kepada sesama. Sehingga semuanya termasuk masyarakat miskin yang serba kekurangan dapat merasakan kebahagiaan hari raya.
Zakat fitrah wajib setiap jiwa tunaikan, dengan syarat beragama Islam, hidup pada saat bulan Ramadan, dan memiliki kelebihan rezeki atau kebutuhan pokok untuk malam dan Hari Raya Idulfitri. Besarannya adalah beras atau makanan pokok seberat 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa.
Para ulama, salah satunya Shaikh Yusuf Qardawi telah membolehkan penunaian zakat fitrah dalam bentuk uang yang setara dengan 1 sha’ gandum, kurma atau beras. Penunaian nominal zakat fitrah dalam bentuk uang menyesuaikan dengan harga beras konsumsi saat waktu pembayaran zakat fitrah.
Adapun tata cara menunaikan zakat fitrah adalah sebagai berikut:
1. Telah masuk waktunya
Waktu untuk menunaikan zakat fitrah dimulai sejak awal bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idulfitri. Namun terdapat anjuran waktu untuk menunaikan zakat fitrah yaitu pada saat setelah waktu subuh, yakni di tanggal 1 Syawal hingga sebelum melaksanakan salat Idulfitri.
2. Menghitung besaran zakat fitrah
Sebelum menyerahkan zakat fitrah kepada orang yang berwenang atau langsung kepada orang yang berhak menerima zakat fitrah, kita harus memastikan dahulu bahwa besaran zakat kita telah sesuai dan tidak kurang dari besaran yang telah ditetapkan.
Penetapan besaran zakat fitrah adalah sebesar 1 sha’ kurma/gandum, atau konversinya dapat berupa beras yaitu 2,5kg beras. Besaran zakat fitrah ini tidak boleh kurang dari ketentuan, namun jika ingin memberi lebih dari ketentuan tersebut diperbolehkan.
3. Membaca niat/doa ketika memberikan zakat fitrah
Membaca isyarat niat saat hendak menyerahkan zakat dan di dalam hati. Namun boleh melafalkan dengan tujuan memantapkan. Adapun niat zakat fitrah berbeda-beda tergantung apakah zakat itu untuk diri sendiri. Yakni niat zakat fitrah untuk istri, niat zakat fitrah untuk anak laki-laki, niat zakat fitrah untuk anak perempuan, dan niat zakat fitrah untuk orang yang diwakilkan, berikut adalah niat-niat zakat ftrah:
Untuk Diri Sendiri:
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri ‘an nafsî fardhan lillaahi ta’alaa
Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Niat Zakat Fitrah Mewakili Istri
Nawaitu an ukhrija zakatal fitri ‘an zaujati fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta’ala,”
Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak Laki-laki
Nawaitu an ukhrija zakatal fitri ‘an waladi (sebutkan nama) fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta’ala.”
Niat Zakat Fitrah Mewakili Anak Perempuan
Nawaitu an ukhrija zakatal fitri ‘an binti (sebutkan nama) fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku (sebutkan nama), fardhu karena Allah Ta’ala.”
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Nawaitu an ukhrija zakatal fitri ‘anni wa ‘an jami’i ma talzamuni nafawatuhum fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah utnuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan
Nawaitu an ukhrija zakatal fitri ‘an (sebutkan nama) fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk (sebutkan nama spesifik), fardu karena Allah Ta’ala.”
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.