Bandung (Lampost.co)– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa kabar mengenai gempa susulan yang lebih besar di Kabupaten Bandung dalam waktu dua jam setelah gempa berkekuatan 5.0 magnitudo adalah hoaks (informasi palsu yang menyesatkan).
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, menegaskan bahwa hingga saat ini, gempa bumi belum bisa memprediksi kapan akan terjadi.
Teguh menyebutkan bahwa informasi yang beredar melalui pesan berantai, yang menyatakan akan ada gempa susulan yang lebih kuat, tidak berdasar dan membuat warga resah.
“BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak bisa terverifikasi kebenarannya,”pinta Teguh.
Ia menekankan agar masyarakat hanya mempercayai informasi resmi dari BMKG, yang tersebar melalui saluran komunikasi resmi (kanal yang diakui atau terverifikasi). Selain itu, warga juga di ingatkan untuk menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Sebelum kembali ke rumah, masyarakat di imbau untuk memeriksa dan memastikan bahwa bangunan mereka cukup tahan gempa. Artinya memiliki struktur yang bisa menahan getaran, dan tidak mengalami kerusakan yang dapat membahayakan stabilitas bangunan.
Sebelumnya, gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung pada pukul 09.41 WIB dengan kekuatan 5.0 magnitudo, berdasarkan analisis BMKG, terperbarui menjadi 4,9 magnitudo.
Pusat gempa (episenter) berada di darat, sekitar 25 km tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 10 km. Menurut laporan dari BPBD Jawa Barat, getaran gempa terasa di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bandung. Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut.
Meski hanya berlangsung beberapa detik, gempa ini sempat memicu kepanikan di Bandung Raya. Kerusakan sementara yang terlaporkan akibat gempa meliputi satu fasilitas kesehatan di Desa Cihawuk. Satu fasilitas kesehatan di Desa Cibereum, Kantor Polsek di Desa Cibereum, dan kantor KUA di Desa Cibereum.