• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Senin, 29/09/2025 22:58
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Nasional

Mengungkap Pemerkosaan Massal Mei 1998, Fadli Zon Jelaskan Mengapa Ini Butuh Bukti Kuat

Hal ini menambah kerumitan dalam memverifikasi kebenaran dari tragedi yang terjadi, yang kemudian berpotensi menimbulkan berbagai perbedaan pendapat.

Delima NapitupulubyDelima Napitupulu
17/06/25 - 10:08
in Nasional
A A
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon saat diwawancarai di Strzelinko, Kota Slupsk, Polandia, Senin (16/6). (ANT)

Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon saat diwawancarai di Strzelinko, Kota Slupsk, Polandia, Senin (16/6). (ANT)

Polandia (Lampost.co)–Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyampaikan bahwa dugaan pemerkosaan massal yang terjadi pada Mei 1998 memerlukan bukti yang lebih akurat. Perlu pelacakan dengan cermat. Fadli Zon mengatakan itu dalam sebuah acara yang berlangsung di Polandia, saat peresmian Bali Indah Cultural Park di Strzelinko, Kota Slupsk, pada Senin, 16 Juni 2025.

Menurut Fadli, masalah terkait peristiwa-peristiwa tragis masa lalu, seperti dugaan pemerkosaan massal, harus penelusuran dengan sangat hati-hati. “Saya ingin menggarisbawahi bahwa persoalan-persoalan masa lalu itu kita harus hati-hati. Penuh kehati-hatian terkait dengan data dan bukti,” jelasnya. Menteri yang juga merupakan Wakil Ketua DPR RI ini menekankan pentingnya ketelitian dalam menangani permasalahan yang sudah berlangsung lama.

Dalam penjelasannya, Fadli Zon mengakui bahwa di masa peralihan tersebut, banyak informasi yang simpang siur. Hal ini menambah kerumitan dalam memverifikasi kebenaran dari tragedi yang terjadi, yang kemudian berpotensi menimbulkan berbagai perbedaan pendapat. Meskipun demikian, Fadli menegaskan bahwa dirinya tidak menutup mata terhadap kemungkinan terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan pada masa itu. Namun, istilah “massal” dalam konteks pemerkosaan, menurutnya, perlu pendalaman dan bukti yang lebih solid.

“Saya yakin terjadi kekerasan perundungan seksual terhadap perempuan, bahkan tidak hanya dulu sampai sekarang masih terjadi. Tapi, istilah massal itu mungkin yang memerlukan pendalaman, bukti yang lebih akurat, data yang lebih solid karena ini menyangkut nama baik bangsa kita,” ungkap Fadli Zon.

Mengenai laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait pemerkosaan massal pada 13-14 Mei 1998, Fadli menekankan bahwa meskipun beberapa penyelidikan. Masih banyak hal yang perlu pendalaman. “Ketika informasinya simpang siur di situlah saya kira memerlukan pendalaman. Jadi, saya tidak menegasikan terjadinya berbagai macam bentuk kejahatan ketika itu,” tegasnya.

Data Otentik

Lebih lanjut, Fadli menyampaikan bahwa yang terpenting adalah memperoleh data-data yang lebih otentik dan sahih agar tidak menimbulkan kerugian atau dampak buruk bagi bangsa Indonesia. “Kami ingin data yang lebih akurat, agar tidak ada kerugian ataupun dampak buruk yang terjadi, karena belum ada fakta hukum yang jelas dari pengadilan,” pungkasnya.

Dengan begitu, Fadli Zon berharap agar penanganan kasus ini tidak terburu-buru, melainkan lebih mengedepankan bukti yang sah dan kedalaman penyelidikan yang cermat.

Tags: fadli zonkebudayaanPemerkosaan MassalTGPFtragedi 1998
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

PWI Apresiasi Istana Kembalikan Kartu Pers Wartawan CNN Indonesia

byDelima Napitupulu
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co)– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengapresiasi langkah Istana yang mengembalikan kartu identitas liputan kepada jurnalis CNN Indonesia, Diana...

Komika Dzawin Nur Resmi Menikah, Ini Profesi Sang Istri yang Ekstrem

byNana Hasan
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co) - Kabar bahagia datang dari dunia hiburan Indonesia. Komika Dzawin Nur resmi menikah dengan Renny Rachmawaty pada Sabtu,...

Para penampil di Era Centil. duo maya Gagal Tampil

Duo Maia Batal Tampil di Synchronize Festival 2025, Pinkan Mambo Siap Mengguncang Panggung 

byNana Hasan
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co) - Duo Maia resmi membatalkan penampilan mereka di Synchronize Festival 2025. Namun, penyelenggara segera menyiapkan pengganti yang tak...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.