• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Senin, 29/09/2025 22:21
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Nasional

Kasus Keracunan MBG Bukti Pengawasan Lemah

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya meningkatkan gizi anak, namun berulangnya kasus keracunan makanan MBG menunjukkan lemahnya pengawasan.

Muharram Candra LuginabyMuharram Candra Lugina
26/09/25 - 23:11
in Nasional
A A
Kasus Keracunan MBG Bukti Pengawasan Lemah

Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). (ANTARA/ABDAN SYAKURA)

Yogyakarta (Lampost.co) — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai sorotan setelah kasus keracunan makanan terus berulang di berbagai daerah. Guru Besar Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc., menegaskan akar masalah terletak pada lemahnya pengawasan dan target ambisius yang pemerintah paksakan.

Poin Penting:

  • Guru Besar UGM peringatkan bahaya kesehatan dari keracunan MBG.

  • Pengawasan BGN dan kesiapan SPPG masih lemah.

  • Sekolah dan orangtua berhak menolak program MBG bila belum siap.

Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), sejak Januari hingga 22 September 2025 tercatat 4.711 kasus keracunan MBG. Bahkan, kasus terbaru di Kabupaten Bandung Barat menyebabkan 842 korban keracunan massal.

Target MBG Terlalu Ambisius

Prof. Sri Raharjo menyebut target pemerintah menyasar 80 juta siswa pada tahun pertama tergolong terburu-buru. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan rencana pembangunan 30 ribu unit dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Baca juga: Puluhan SPPG MBG yang Langgar SOP Keamanan Pangan Ditutup

“Istilahnya too much too soon. Membangun ribuan dapur SPPG butuh biaya besar, tenaga, dan sistem matang,” ujar Sri Raharjo dalam siaran pers, Jumat, 26 September 2025.

Menurutnya, keracunan MBG berulang karena fungsi pengawasan sejak awal tidak berjalan. BGN sebagai lembaga baru belum memiliki SDM memadai, sementara SPPG banyak yang belum siap.

Bahaya Kesehatan dari Makanan Tidak Aman

Sri juga menegaskan memasak ribuan porsi dalam waktu singkat meningkatkan risiko makanan tidak matang merata. Akibatnya, makanan bisa mengandung zat beracun atau bakteri patogen yang membahayakan kesehatan siswa.

“Jika jumlah siswa terus bertambah tetapi pengawasan tetap lemah, kasus keracunan MBG akan semakin meningkat,” ujarnya.

Ia memperingatkan keracunan makanan berulang dapat menurunkan kepercayaan publik sekaligus mengganggu kesehatan anak. Dampaknya bisa berupa diare, kerusakan pencernaan, hingga penurunan nafsu makan. Hal itu jelas bertolak belakang dengan tujuan awal program meningkatkan gizi anak Indonesia.

Perlu Payung Hukum dan Standar Keamanan

Selain pengawasan, Sri menyoroti pentingnya payung hukum khusus yang mengatur MBG agar aman. Ia mencontohkan Jepang yang memiliki undang-undang resmi tentang makan siang di sekolah. “Idealnya Indonesia juga punya regulasi sejenis, meski pembentukan undang-undang tentu butuh waktu,” katanya.

Ia juga menekankan keamanan pangan MBG harus menjadi hal yang utama. Setiap tahapan, mulai dari pengadaan, penyimpanan, hingga distribusi, wajib sesuai standar keamanan pangan. Tanpa itu, risiko keracunan MBG akan terus mengancam jutaan anak sekolah.

Sekolah dan Orangtua Berhak Menolak

Sri juga menegaskan sekolah dan orangtua memiliki hak menentukan sikap terhadap program MBG. Mereka bisa menolak jika menilai SPPG belum siap menyediakan makanan aman. “Jika merasa belum siap, sekolah berhak menolak tanpa bisa memidanakannya,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, evaluasi program MBG sangat penting. Pemerintah seharusnya melakukan pendataan gizi siswa pada awal dan akhir tahun. Dengan begitu, keberhasilan program dapat terukur dan bisa mencegah kasus keracunan.

Pentingnya Evaluasi dan Perbaikan Sistem

Kasus keracunan MBG yang terus berulang menjadi alarm serius. Tanpa evaluasi menyeluruh, program rawan gagal dan justru membahayakan generasi muda. Oleh sebab itu, Sri meminta pemerintah memperkuat pengawasan, meningkatkan kualitas gizi, serta memastikan keamanan makanan MBG benar-benar terjamin.

“Jangan sampai program mulia ini justru merugikan anak-anak. Keamanan pangan harus jadi prioritas utama,” ujarnya.

Tags: guru besar UGMkasus keracunan MBGkeamanan pangan MBGkeracunan makanan MBGkeracunan massal MBGMakan Bergizi Gratis (MBG)MBGpengawasan MBGProgram MBG
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

PWI Apresiasi Istana Kembalikan Kartu Pers Wartawan CNN Indonesia

byDelima Napitupulu
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co)– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengapresiasi langkah Istana yang mengembalikan kartu identitas liputan kepada jurnalis CNN Indonesia, Diana...

Komika Dzawin Nur Resmi Menikah, Ini Profesi Sang Istri yang Ekstrem

byNana Hasan
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co) - Kabar bahagia datang dari dunia hiburan Indonesia. Komika Dzawin Nur resmi menikah dengan Renny Rachmawaty pada Sabtu,...

Para penampil di Era Centil. duo maya Gagal Tampil

Duo Maia Batal Tampil di Synchronize Festival 2025, Pinkan Mambo Siap Mengguncang Panggung 

byNana Hasan
29/09/2025

Jakarta (Lampost.co) - Duo Maia resmi membatalkan penampilan mereka di Synchronize Festival 2025. Namun, penyelenggara segera menyiapkan pengganti yang tak...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.