Jakarta (Lampost)– Keluarga curiga Afif Maulana, remaja 13 tahun, tewas lantaran penyiksaan polisi.
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mempersilakan keluarga Afif Maulana melakukan ekshumasi.
“Itu sangat bagus, karena dari awal yang melaksanakan autopsi juga dokter forensik dari luar, bukan dokter forensik Polisi,” kata Suharyono, Kamis, 4 Juli 2024
Suharyono mengatakan proses autopsi awal secara profesional di RSUD Achmad Mochtar oleh dokter Rosmawati.
“Pelaksana autopsi itu di hari Senin 10 Juni 2023, jam 14 sampai 15.30 oleh dokter Rosmawati,” ungkap Suharyono.
Dokter Rosmawati itu, kata Suharyono, bukan polisi melainkan dokter forensik. Dokter Rosmawati lulusan Universitas Sumatra Utara (USU) Medan.
“Ia sudah puluhan tahun menjadi dokter forensik, memang sudah profesional. Ia dosen di beberapa perguruan tinggi kedokteran, dan juga ahli hukum,” terang Kapolda.
Suharyono mengungkapkan proses autopsi awal atas permintaan penyidik dengan persetujuan keluarga. Ia memastikan proses autopsi secara profesional.
“Nanti rekamannya kami ekspose juga, rekaman dari dokter Rosmawati videonya juga kami ekspose juga,” ucapnya.
Namun, Suharyono mempersilakan keluarga melakukan ekshumasi. Bila keluarga merasa keberatan dan masih tetap ingin membuktikannya secara mandiri.
“Jadi ini apa masalahnya? Kalau sekarang misalnya hasilnya sudah ada, nanti gali lagi kubur untuk mengecek lagi, silakan saja,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur LBH Padang, Indira Suryani mengungkapkan bahwa keluarga almarhum Afif Maulana bersedia untuk ekshumasi. Menurutnya, penggalian kubur keadilan.
“Walaupun sangat sakit, keluarga siap untuk melakukan ekshumasi itu untuk memberikan keadilan bagi Afif. Keluarga ingin tahu siapa yang menyiksa Afif, sehingga menyebabkan anak mereka meninggal dunia,” kata Indira, Selasa, 2 Juli 2024.
Sebelum pemakaman oleh keluarga, jenazah Afif diautopsi di RS Bhayangkara Sumatra Barat. Namun, keluarga belum menerima hasilnya.
Meski begitu, Polda Sumbar telah menyampaikan bahwa Afif bukan tewas karena penyiksaan polisi, tapi akibat terpeleset ke jembatan Kuranji, Padang. Indira membantah hal itu.
Menurutnya, bila Afif terpeleset pasti kondisi jenazahnya lebih parah. Kondisi itu membuat keluarga merasa janggal.