Jakarta (lampost.co)–Pengemudi ojek online unjuk rasa besar-besaran menuntut perbaikan kesejahteraan di Jakarta dan Banten, kemarin.
Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menilai para driver ojol berperan penting dalam roda penggerak perekonomian.
“Mobilitas pekerja maupun konsumsi rumah tangga, serta distribusi UMKM ke konsumen oleh ojol. Namun kehidupan driver ojol masih jauh dari sejahtera,” kata dia.
Julis heran dengan investasi besar mencapai triliunan rupiah pada perusahaan ojol.
Bahkan satu perusahaan mendapat modal dari BUMN, hingga triliunan. Namun, kondisi tersebut tetap tak mengubah hidup para driver ojol.
“Pengemudi ojol berada dalam rantai kerja perbudakan yang eksploitatif. Sangat kontradiktif dengan akumulasi modal/kapital perusahaan aplikasi,” ujarnya.
Menurut dia, korelasi antara suntikan dana dan kesejahteraan mitra ojol perlu sorotan. Bahkan, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, tak memberikan dampak apapun bagi mitra ojek online.
“Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa dan menindak secara hukum terhadap perusahaan yang terindikasi mengakibatkan kerugian negara,” ujar Julius.