Jakarta (lampost.co)–Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi, menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait dugaan penyebaran ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Petugas mencecar Dian 25 pertanyaan seputar unggahannya di media sosial X yang memicu polemik.
“Saya mendapat 25 pertanyaan yang masih berkaitan dengan unggahan ijazah Jokowi pada Selasa, 1 April,” ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin (19/5).
Dalam pemeriksaan, penyidik menanyakan apakah Dian mengenal Jokowi secara pribadi. Dian menjawab bahwa perkenalannya hanya sebatas hubungan formal sebagai presiden, dan ia pernah bertemu Jokowi pada acara PSI pada tahun 2022 dan 2023.
Penyidik juga menggali sumber foto ijazah tersebut. Dian menyampaikan bahwa ia memperoleh foto tersebut dari beberapa referensi, termasuk seorang temannya bernama Andi Pramaria. Namun, sebagian pertanyaan lebih menyoroti unggahan sebelumnya pada 31 Maret. Sedangkan pengunggahan foto ijazah pada 1 April.
Menjawab Banyak Pertanyaan
Ia menegaskan bahwa niatnya mengunggah foto ijazah itu adalah untuk menjawab banyak pertanyaan dan kritik yang diarahkan kepadanya terkait Jokowi. “Saya unggah itu karena banyak pertanyaan yang menyudutkan saya saat membicarakan Pak Jokowi,” jelasnya.
Ketika menjelaskan motif pribadi mengunggah foto tersebut, ia mengaku marah atas serangan yang terus terjadi terhadap Jokowi, terutama setelah masa jabatannya berakhir. “Itu keinginan saya sendiri. Saya marah karena Pak Jokowi terus dapat serangan meski sudah tidak menjabat lagi,” pungkasnya.