Jakarta (Lampost.co)—Nama Abidzar Al-Ghifari tengah menjadi sorotan setelah membintangi film A Business Proposal. Dalam film tersebut, Abidzar berperan sebagai pemeran utama, beradu akting dengan Ariel Tatum. Film yang mengadaptasi dari webtoon populer berjudul The Official Blind Date ini harapannya mendapat sambutan hangat dari pecinta film Tanah Air.
Namun, kenyataannya justru sebaliknya, film ini mengalami jumlah penonton yang rendah sejak penayangan perdananya pada Kamis, 6 Februari 2025.
Penurunan jumlah penonton ini dugaannya berkaitan dengan sikap Abidzar yang menjadi perbincangan di media sosial. Netizen menyoroti sikapnya yang menganggap kontroversial, sehingga berdampak pada animo masyarakat terhadap film tersebut.
Sikap Abidzar Al-Ghifari yang Jadi Perbincangan
Setelah filmnya mengalami penurunan jumlah penonton, Abidzar membagikan unggahan di Story Instagram pribadinya terkait isu rasisme di Indonesia. Dalam unggahan tersebut, ia menuliskan:
“Pengen ngejelasin tapi pasti tetap bakal nggak suka, emang dasarnya udah nggak setuju. Mau jelasin kayak apa pun tetap akan begitu. Rasisme di Indonesia ternyata masih ada.”
Unggahan ini memicu berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang mempertanyakan sikap dan pernyataan Abidzar yang di anggap tidak bijak dalam menghadapi kritik. Bahkan, sebagian besar netizen mengaitkannya dengan performa film A Business Proposal yang kurang mendapat peminat dari penonton.
Umi Pipik Pasang Badan untuk Abidzar
Di tengah kontroversi ini, ibunda Abidzar, Umi Pipik, turut angkat bicara untuk membela putranya. Melalui unggahan di Instagram, Umi Pipik menegaskan bahwa putranya masih memiliki banyak proyek film yang akan datang. Ia bahkan menyebut bahwa Abidzar telah menandatangani kontrak untuk 10 film yang akan segera diproduksi.
“Gak apa-apa, alhamdulillah anak-anak saya kuat nggak terpengaruh, malah rezekinya nambah. Masih ada kontrak 10 film lagi yang belum syuting,” ungkap Umi Pipik.
Pernyataan ini seolah menepis anggapan bahwa kontroversi yang melanda Abidzar berdampak negatif pada kariernya di industri perfilman Indonesia. Namun, reaksi netizen tetap beragam, dengan sebagian mendukungnya dan sebagian lainnya mengkritiknya.
Abidzar Minta Maaf, Netizen Masih Menyoroti
Setelah menjadi perbincangan panas di media sosial, Abidzar akhirnya mengunggah permintaan maaf melalui Instagram pribadinya, @abidzar73. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan penyesalannya atas ucapan dan tindakan yang mungkin telah menyakiti banyak pihak.
“Saya memohon maaf untuk semua yang telah tersakiti atas sikap, perbuatan, dan ucapan saya yang salah. Hal ini menjadi pembelajaran yang besar untuk saya dalam berproses menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana.”
Meski telah menyampaikan permintaan maaf, respons dari netizen tetap beragam. Banyak yang mempertanyakan ketulusan permintaan maafnya, sementara yang lain menganggapnya hanya sebagai upaya untuk menyelamatkan performa filmnya yang sepi penonton.
Beberapa komentar warganet yang cukup tajam menyebutkan:
“Kamu minta maaf agar filmnya ada yang nonton, bukan karena merasa salah. Nyari aman ya? Besok-besok sekolah lagi biar tahu basic manner, supaya kalau ngomong tahu tempat.”
“Kalau sebagai aktor nggak bisa menghargai karya seni (drama Korea) yang ingin diadaptasi, bagaimana para penonton bisa menghargai karya seni yang kalian buat? Sangat disayangkan.”
Reaksi semacam ini menunjukkan bahwa publik masih memperhatikan bagaimana seorang aktor bersikap di luar layar, terutama dalam menghadapi kritik dan kontroversi.
Dampak Kontroversi Terhadap Karier Abidzar
Meski saat ini Abidzar masih memiliki banyak proyek film yang akan datang, citranya di mata publik bisa menjadi faktor penting dalam keberlanjutan kariernya. Di era media sosial, perilaku publik figur sangat mudah dipantau dan dikomentari oleh netizen. Hal ini menjadi tantangan bagi Abidzar untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadapnya.
Para aktor yang terlibat dalam kontroversi kerap mengalami dampak jangka panjang dalam karier mereka, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Jika Abidzar ingin mempertahankan posisinya di industri film, ia perlu memperbaiki citranya dan lebih berhati-hati dalam bersikap di hadapan publik.