Banyuwangi (Lampost.co)–Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan resmi menyerahkan proses investigasi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan langkah ini sebagai bagian dari komitmen untuk mengungkap penyebab kecelakaan yang menewaskan enam orang.
“Penyebab kecelakaan akan kami serahkan kepada KNKT untuk dilakukan investigasi sesuai kewenangannya,” ujar Dudy dalam konferensi pers di Banyuwangi, Kamis, 3 Juli 2025.
Dudy menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam atas musibah yang menimpa kapal penyeberangan rute Ketapang–Gilimanuk tersebut. Ia memastikan pihaknya berupaya mencegah peristiwa serupa terulang di masa depan.
Baca Juga: KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 4 Penumpang Tewas
“Tidak ada kata yang dapat meredakan duka, tetapi kami berkomitmen melakukan investigasi mendalam dan memperbaiki sistem keselamatan pelayaran,” imbuhnya.
Fokus Utama: Pencarian Korban
Hingga saat ini, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan masih berfokus melakukan pencarian terhadap 31 korban yang belum ditemukan. Dari total 65 penumpang, 29 berhasil diselamatkan, enam dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian.
“Kami mengutamakan proses pencarian dan pertolongan. Investigasi akan berjalan paralel, dipimpin oleh KNKT,” ujar Dudy.
Pemerintah juga menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam operasi penyelamatan, mulai dari aparat keamanan hingga warga lokal.
Polri Terjunkan Tim Trauma Healing dan DVI
Di sisi lain, Polda Jawa Timur menerjunkan tim khusus untuk memberikan pendampingan psikologis kepada korban selamat. Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto menyatakan, trauma healing menjadi bagian penting dalam penanganan korban pascainsiden.
“Kami turunkan personel Polwan untuk membantu pemulihan emosional para korban selamat. Banyak dari mereka mengalami trauma berat karena menyaksikan langsung kapal tenggelam dan kehilangan anggota keluarga,” tutur Nanang dalam konferensi pers di Posko SAR Banyuwangi, Kamis malam (3/7).
Selain itu, Polda Jatim juga telah mengaktifkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mempercepat proses identifikasi jenazah. Tim DVI bekerja sama dengan rumah sakit di Gilimanuk dan Banyuwangi guna memverifikasi identitas korban yang telah ditemukan.
Dukungan Peralatan dan Kolaborasi Lintas Wilayah
Guna memperkuat pencarian, Mabes Polri juga telah mengirimkan peralatan tambahan dari Baharkam Polri yang dipimpin langsung oleh Kapolairud. Nanang menegaskan bahwa Polda Jatim bekerja sama erat dengan Polda Bali mengingat lokasi tenggelamnya kapal berada di antara dua wilayah hukum.
“Polres Banyuwangi dan Polres Jembrana telah kami siagakan penuh. Kami juga menggandeng nelayan setempat untuk membantu pemantauan wilayah perairan,” jelasnya.
Polda Jatim mendorong peran aktif masyarakat dan media dalam menyebarluaskan informasi terkait keberadaan korban. Menurut Nanang, partisipasi warga pesisir sangat krusial dalam masa golden time penyelamatan.
Operasi SAR Masih Berlangsung
Operasi pencarian akan terus dilanjutkan secara intensif dengan koordinasi penuh antara Basarnas dan seluruh instansi terkait. Pemerintah berharap seluruh korban dapat ditemukan dan diidentifikasi dalam waktu dekat.
Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya terjadi pada Rabu malam (2/7) pukul 22.56 WIB, sekitar 25 menit setelah kapal meninggalkan Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk. Kapal dilaporkan membawa 65 penumpang saat insiden terjadi.
Pemerintah menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan pelayaran antarpulau guna memastikan perlindungan maksimal bagi penumpang di masa mendatang.