Semarang (Lampost.co) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menyiapkan dana Rp400 miliar untuk merelokasi warga dua dusun yaitu Tarukahan dan Cibuyut—Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, setelah bencana longsor menelan korban jiwa. Hingga Minggu (16/11) sore, tim SAR kembali menemukan dua korban meninggal.
Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah menyampaikan bahwa tim menemukan Kasrinah, 47, dalam kondisi meninggal pada pukul 12.03 WIB. Tim juga menemukan satu korban perempuan lain yang masih dalam proses identifikasi.
“Tim SAR menemukan satu korban di Worksite A-2. Di lokasi ini masih tersisa tiga orang yang belum tertemukan. Satu korban lainnya dapat di Worksite A-1,” ujarnya.
Dengan tambahan dua korban tersebut, total korban evakuasi yang meninggal mencapai 13 orang. Pada hari pertama, tim menemukan dua jenazah, hari kedua satu jenazah, hari ketiga delapan jenazah, dan hari keempat dua jenazah. Masih ada 10 orang yang belum dapat teridentifikasi.
Korban yang telah teridentifikasi antara lain Julia Lestari, 20; Maya Dwi Lestari, 15; Yuni, 45; Nur Isnaeni, 30; Muhamad Hafiz, 6; Asmanto, 74; Febriansyah, 5; dan Rizky Pratama Ramadhan, 9. Korban lainnya adalah Dani Setiawan, 29; Rusyanto, 75; Satini, 28; serta Kasrinah, 47. Satu korban perempuan lainnya masih dalam proses identifikasi.
Abdullah menambahkan bahwa operasi hari keempat berfokus pada empat titik pencarian. Enam korban dicari melalui Worksite A-1 dan A-2 di wilayah Cibuyut, sementara enam korban lain dicari melalui Worksite B-1 dan B-2 di wilayah Tarukahan. Pembagian sektor dilakukan untuk memaksimalkan efektivitas operasi.
Untuk mempercepat operasi, tim mengerahkan 21 eskavator guna membuka akses dan membersihkan material longsor. Unit anjing pelacak juga diterjunkan untuk mendeteksi keberadaan korban yang masih tertimbun. Namun, cuaca buruk masih menjadi kendala utama.
“Hujan dengan intensitas tinggi membuat struktur tanah semakin labil dan meningkatkan risiko longsor susulan,” katanya.
Alokasi Dana
Setelah meninjau lokasi bencana, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memastikan Pemprov telah mengalokasikan dana Rp400 miliar untuk merelokasi warga terdampak. “Sudah kami siapkan dana Rp400 miliar. Enam belas rumah rusak berat akan kami recovery secepatnya,” ujarnya.
Luthfi menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar korban menjadi prioritas, mulai dari makanan, minuman, layanan kesehatan, pendidikan, hingga pendampingan psikologis. Ia menilai relokasi menjadi langkah penting karena banyak retakan tanah yang berpotensi memicu longsor susulan.
Pemkab Cilacap telah menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare di Kecamatan Majenang untuk pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) yang akan dibangun BNPB. “Kami siapkan 3,5 hektare untuk relokasi agar warga aman. Di lokasi longsor masih banyak retakan,” kata Luthfi.
Upaya pencarian korban melibatkan 920 personel gabungan dari SAR, BPBD, TNI, Polri, dan relawan. Tim menggali material longsor di titik prioritas berdasarkan asesmen lapangan. Luthfi meminta pendataan nama dan alamat korban dilakukan secara menyeluruh agar keluarga memperoleh informasi akurat.
Selain itu, Gubernur meminta BMKG memberikan informasi cuaca yang lebih presisi untuk mendukung sistem peringatan dini. Ia juga menginstruksikan Bupati Cilacap, Forkopimcam, dan kepala desa agar memindahkan warga yang masih bolak-balik ke lokasi bencana untuk mengecek rumah atau ternaknya.
“Lebih baik mengungsi daripada tidak selamat. Semua akomodasi akan kami siapkan,” tegasnya.
Kepala BPBD Cilacap Syamsul memastikan dua lokasi pengungsian—Balai Desa dan MTs setempat—sudah beroperasi sejak awal bencana. Menindaklanjuti arahan Gubernur, pihaknya akan menambah lokasi pengungsian agar petugas dapat bekerja lebih optimal dan warga tetap aman.
“Kami akan menambah tempat lain agar petugas bekerja dengan aman dan masyarakat juga aman,” ujarnya.








