Jakarta (Lampost.co) – Momentum peringatan Hari Kartini tiap 21 April adalah cahaya bagi perempuan dan perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender. Kartini adalah tokoh emansipasi wanita Indonesia. Tengoklah salah satu suratnya kepada Nyonya Van Kool pada Agustus 1901. Adapun petikan surat tersebut sebagai berikut: “Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan mendapat pendidikan baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya tersedia pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa bahagia baginya.”
Sosok Kartini adalah inspirator untuk membela persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Contohnya, persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria, khususnya menyangkut aspek ekonomi, politik, dan pendidikan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menjelaskan pernyataan emansipasi dan semangat para perempuan mesti seiring sejalan untuk mewujudkan perempuan yang memiliki prinsip kesetaraan gender.
“Kartini sudah membuka perjuangan kesetaraan gender. Kartini tidak pernah menyerah dengan situasi yang menekan di segala sisi kehidupannya,” kata Bintang saat Musyawarah Nasional (Munas) Perempuan 2024, Minggu, 21 April 2024.
Pada acara bertajuk Perempuan Bagi Bumi Pertiwi Untuk Perencanaan Pembangunan itu Bintang menjelaskan perjuangan Kartini untuk mewujudkan kesetaraan hingga kini belum sepenuhnya tercapai. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menyuarakan berbagai aspirasi dan kepentingan para perempuan.
Menurut Bintang kesenjangan dan bias gender yang terjadi merupakan perjuangan bagi semua pihak untuk menghapuskannya. Perempuan dan laki-laki mesti membangun kemitraan kuat dan setara.
“Mewujudkan kesetaraan gender mesti bersama antara perempuan dan laki-laki. Negara menjamin pemenuhan akses, kesempatan, perlindungan, dan rasa aman yang sama dan setara. Oleh sebab itu, semua pihak mesti mengawal implementasi kesetaraan gender,” ujar Bintang.