Jakarta (Lampost.co) — Tindak kekerasan berbasis gender online (KBGO) harus segera diatasi. Sebab berpotensi mengganggu proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional yang tangguh dan berdaya saing di masa depan.
“Tren peningkatan tindak kekerasan berbasis gender online harus dihentikan dengan berbagai upaya strategis dan segera demi melindungi proses pertumbuhan setiap anak bangsa yang diharapkan mampu menjadi generasi penerus yang tangguh dan berdaya saing,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 10 Mei 2024.
Catatan SAFEnet terkait pantauan hak-hak digital di Indonesia pada triwulan I tahun 2024, mengungkapkan bahwa kekerasan berbasis gender online (KBGO) meningkat selama periode Januari-Maret 2024.
Hal itu terlihat dari jumlah aduan yang masuk pada triwulan pertama sebanyak 480 kasus. Jumlah itu naik empat kali lipat dibanding triwulan pertama 2023, yakni sebanyak 118 kasus.
Bentuk KBGO yang marak terjadi antara lain ancaman penyebaran konten intim, pemerasan seksual, penyebaran konten intim tanpa izin atau nonconsensual intimate image abuse. Sejumlah bentuk KBGO itu sebagian besar menyasar perempuan.
Catatan yang sama mengungkap, pada triwulan I 2024 korban KBGO usia 18-25 tahun menjadi kelompok terbanyak dengan 272 kasus atau 57%, diikuti anak-anak usia di bawah 18 tahun dengan 123 kasus atau 26%.
Menurut Lestari, sejumlah catatan tersebut harus segera ditindaklanjuti dengan sejumlah langkah strategis yang mampu membangun kewaspadaan semua pihak terhadap pemanfaatan teknologi dalam keseharian.
Penguatan Literasi Digital
Penguatan literasi digital secara masif yang ditujukan kepada masyarakat, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus segera dilakukan.
Di era digitalisasi ini, jelas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya penguatan literasi digital tersebut harus dilakukan sejak dini untuk menekan peningkatan jumlah korban di lingkungan anak dan remaja.
Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, langkah-langkah strategis dan segera harus segera dilakukan. Agar kita tidak kehilangan peluang memiliki generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan.
Rerie sangat berharap upaya menekan jumlah tindak KBGO menjadi perhatian semua pihak. Sekaligus dapat tercipta sistem yang mampu melindungi pertumbuhan setiap anak bangsa dari dampak perkembangan teknologi.