Jakarta (Lampost.co): Menko Polhukam Hadi Tjahjanto menyebut tokoh masyarakat hingga gereja terlibat dalam proses pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, yang tersandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Ia menjelaskan, proses pembebasan itu berlangsung sangat panjang dan terus terpantau setiap waktunya.
“Proses negosiasi yang sangat panjang oleh satgas TNI-Polri itu terus dari waktu ke waktu. Dari hari ke hari memantau perkembangan di wilayah Nduga. Kami bersyukur apa yang kami inginkan di lapangan bisa berjalan dengan baik,” kata Hadi, Sabtu, 21 April 2024.
Kendati demikian, Hadi tidak merinci proses negosiasi itu. Menurut dia, proses negosiasi yang berlangsung 19 bulan itu berlangsung baik. Ia bersyukur komponen yang terlibat dalam menyelesaikan tugas.
“Saya perlu sampaikan bahwa keterlibatan tokoh adat, keterlibatan tokoh masyarakat, keterlibatan gereja, semua sangat memengaruhi proses pembebasan ini,” ujar Hadi.
“Bayangkan 1 tahun 7 bulan kami melakukan negosiasi. Alhamdulillah kami tim satgas bersama seluruh komponen bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik,” tutur dia.
Sebagai informasi, Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sekitar pukul pukul 22.27 WIB. Pemerintah Indonesia langsung menyerahkan pilot tersebut kepada pemerintah Selandia Baru.
“Tadi baru saja saya mewakili pemerintah Republik Indonesia, secara resmi telah menyerahkan Captain Pilot Philip Mehrtens kepada pemerintah Selandia Baru,” kata Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Sabtu (21/9).
Ia juga menjelaskan, Kapten Philip diserahkan langsung kepada Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett.
“Dan acara penyerahan tadi berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Di sisi lain, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyebut pembebasan Philip harus menjadi momentum pemerintah untuk menjaga masyarakat Papua. PPP menilai negara tidak boleh kalah oleh KKB dan siap siaga jika ada sesuatu yang merugikan bangsa.