Jakarta (Lampost.co) – Astronaut akan mendapatkan makanan dari sumber yang tak terduga pada masa depan, yaitu asteroid.
Penelitian terbaru yang The International Journal of Astrobiology terbitkan, ilmuwan mengusulkan bakteri bisa dibesarkan di asteroid yang dihancurkan untuk menjadi biomassa. Hal itu sejenis makanan bergizi yang dapat astronaut konsumsi.
Dalam skenario ini, bukan berarti astronaut langsung memakan batuan asteroid. Sebaliknya, proses kimia dan fisika akan memecah material asteroid yang mengandung senyawa hidrokarbon organik.
Lalu bakteri akan mengolahnya menjadi biomassa. Hasil akhir ini bisa astronaut konsumsi dalam bentuk menyerupai milkshake atau yoghurt.
Ide itu terinspirasi dari proyek yang Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) jalankan di AS, untuk mengubah limbah plastik menjadi makanan.
Dalam proyek tersebut, proses pirolisis akan memecah asteroid sehingga menghasilkan minyak. Kemudian terdapat bakteri yang mengolah menjadi biomassa kaya nutrisi. Penelitian itu kini berkembang untuk mengeksplorasi serupa dengan asteroid.
Joshua Pearce, profesor teknik dari Western University Ontario, mengatakan proyek tersebut awalnya fokus pada limbah plastik milik tentara. Mereka menemukan plastik tidak hanya bisa daur ulang, tapi juga menjadi makanan setelah proses dengan bantuan bakteri.
“Apa yang awalnya kami lakukan pada plastik, kami pikir bisa mengaplikasikannya pada asteroid. Kami mulai menghitung asteroid mengandung cukup karbon untuk menjadi makanan,” ujar Pearce.
Langkah pertama adalah menghancurkan material asteroid untuk mengekstrak komponen hidrokarbon organik. Senyawa itu sebagai umpan ke bakteri dalam sebuah bioreaktor. Setelah bakteri mengonsumsinya akan berkembang biak dan menghasilkan biomassa yang bisa astronaut konsumsi.
Dalam penelitian sebelumnya, bakteri itu telah peneliti uji coba dengan material meteorit, yaitu potongan batuan luar angkasa yang jatuh ke Bumi.
Annemiek Waajen dari Vrije Universiteit Amsterdam, yang memimpin penelitian, menemukan mikroba bisa mengonsumsi karbon dari meteorit dan tumbuh baik. Hal itu membuktikan proses serupa untuk asteroid.
Asteroid Bennu
Para ilmuwan menggunakan asteroid Bennu sebagai model. Menurut data NASA, massa asteroid Bennu prediksinya sekitar 85,5 juta ton.
Jika asteroid itu mikroba pecah dapat menyediakan makanan bagi satu astronaut selama sekitar 600 tahun. Dalam skenario konversi yang lebih ideal, astronaut tersebut bisa makan selama 17.000 tahun.
Meski potensinya besar, ada tantangan serius terkait keamanan konsumsi. Sebelum astronaut benar-benar mulai mengonsumsi bakteri asteroid, perlu serangkaian uji toksisitas untuk memastikan makanan ini aman, seperti pada plastik.
Waajen, yang tidak terlibat langsung dalam penelitian itu, mengakui ide itu masuk akal dari segi biokimia, tetapi masih jauh dari kenyataan.
“Ini ide yang menarik, tetapi membutuhkan waktu lama sebelum penerapan teknologi ini. Sebelum itu, kami harus membangun infrastruktur untuk penambangan asteroid dan pabrik makanan bakteri di luar angkasa,” ujarnya.