Jakarta (Lampost.co) – Para pengamat langit di seluruh dunia tengah menanti fenomena luar biasa di langit malam. NASA mengumumkan prediksi ledakan bintang bernama Blaze Star, yang dapat memberikan keajaiban bagi para pencinta astronomi.
Bintang itu muncul antara Februari dan September 2023, tetapi para ahli masih menunggu tanda-tanda ledakan.
Blaze Star adalah bagian dari konstelasi Corona Borealis, yang juga Northern Crown, dengan jarak sekitar 3.000 tahun cahaya dari Bumi. Di dalam sistem itu terdapat nova T Coronae Borealis (T CrB), salah satu dari 10 nova berulang yang terkenal karena ledakan spektral memukau. T CrB terbentuk dari interaksi antara bintang raksasa merah dan katai putih.
Astrofisikawan dari University of Colorado Boulder, David Wilson, menyebut proses itu terjadi ketika bintang raksasa merah menumpahkan material ke bintang katai putih. Material itu terakumulasi membuat suhu meningkat hingga memicu reaksi termonuklir besar yang menyebabkan ledakan nova.
Peneliti mencatat T CrB terakhir kali meledak pada 1946 dan pola serupa sedang terjadi saat ini. T CrB mulai meredup sejak Maret 2023, yang mengindikasikan ledakan akan terjadi kapan saja.
Meski demikian, para ilmuwan mengingatkan waktu pasti ledakan itu sulit terprediksi dan jendela waktu kemunculannya bisa berlangsung hingga beberapa bulan.
Para pengamat langit yang tertarik untuk menyaksikan fenomena itu bisa mengarahkan pandangan ke konstelasi Corona Borealis. Letaknya berada di antara Hercules dan Boötes, dua konstelasi yang terletak di utara. T CrB berada sejajar dengan bintang terang seperti Vega dan Arcturus sehingga memudahkan pengamatan.
Fenomena Langka dan Tanda Kemunculan
Ledakan bintang T CrB terjadi akan membutuhkan sekitar satu malam untuk mencapai puncak kecerahannya sebelum perlahan mulai memudar. Proses itu akan berlangsung antara beberapa hari hingga satu minggu.
NASA dan astronom amatir di seluruh dunia terus memantau T CrB untuk menangkap momen spektakuler itu. Meski tidak seterang bulan purnama, T CrB cukup terang untuk menarik perhatian teleskop amatir dan akan menjadi objek menarik bagi para pencinta astronomi di seluruh dunia.
Namun, David Wilson mengingatkan ledakan itu tidak secerah yang masyarakat harapkan, tetapi tetap menjadi fenomena langit langka dan menarik. Ledakan bintang itu bukan hanya peristiwa luar biasa, melainkan cahaya dari peristiwa yang sebenarnya terjadi 3.000 tahun lalu.
“Meski menyaksikan keajaiban itu sekarang, itu juga terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Bagi yang ingin menyaksikan fenomena itu, siapkan teleskop dan pastikan untuk memantau arah Corona Borealis sebelum bintang tersebut kembali meredup dan menghilang,” ujarnya.