Bandar Lampung (Lampost.co) — Para antropolog percaya kemampuan menggunakan alat secara terampil pertama kali adalah manusia purba jenis Homo habilis.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan spesies manusia purba Australopithecus, khususnya Australopithecus afarensis yang terkenal lewat fosil “Lucy”, ternyata sudah memiliki keterampilan manual yang kompleks sejak 3,2 juta tahun lalu.
Penemuan itu mengubah pemahaman tentang evolusi keterampilan tangan. Australopithecus sebagai salah satu hominid pertama yang mampu memanipulasi objek dengan tangan layaknya manusia modern.
Fosil Australopithecus afarensis pertama kali ditemukan pada 1974 di Ethiopia, Afrika, dan dinamakan “Lucy”. Peneliti memperkirakan fosil itu berusia sekitar 3,2 juta tahun, menjadikannya salah satu spesies hominid paling awal.
Lucy menjadi simbol penting dalam studi evolusi manusia karena kombinasi karakteristik kera dan manusia yang ia miliki.
Studi terbaru IFL Science mengungkap Lucy dan beberapa spesies Australopithecus lainnya menunjukkan keterampilan manual yang melibatkan manipulasi objek. Tim peneliti menggunakan model 3D untuk merekonstruksi struktur tangan tiga spesies berbeda dari kelompok Australopithecus.
Para ilmuwan membangun model 3D yang mencakup otot, tendon, ligamen, dan tulang dari beberapa spesies Australopithecus. Hal itu untuk memahami kemampuan manual mereka. Salah satu spesies yang peneliti analisis adalah Australopithecus sediba, yang hidup sekitar 2 juta tahun lalu, jauh setelah Lucy.
Peneliti menemukan struktur tangan Australopithecus memungkinkan penggunaan otot tangan untuk menggenggam dan memanipulasi objek dengan kuat. Hal itu mirip dengan pola penggunaan tangan manusia modern, termasuk dalam pembuatan dan penggunaan alat batu.
Selain itu, penelitian mengungkap otot intrinsik pada jari kelingking Australopithecus sediba memiliki kesamaan dengan spesies Homo selanjutnya. Namun, hal itu bergantung pada jari untuk pekerjaan manual.
Perpaduan Kera dan Manusia
Pada studi lanjutan, para peneliti memeriksa struktur lengan dan tangan Lucy. Mereka menemukan Lucy memiliki kombinasi unik antara ciri-ciri kera dan manusia.
Beberapa bagian tangannya menyerupai struktur tangan simpanse, gorila, dan orangutan. Namun, ada pula elemen yang menunjukkan kemampuan manual serupa dengan manusia.
Peneliti juga mencatat Lucy tampaknya menunjukkan kemampuan menggunakan tangan dengan “sinar kelima”. Artinya, penggunaan jari-jari tertentu untuk menggenggam dengan lebih efektif.
Hal itu memberikan bukti Lucy mengembangkan keterampilan manual meskipun belum sepenuhnya sekompleks manusia modern.
Selain Lucy, peneliti juga memeriksa spesies Australopithecus africanus, yang menampilkan perpaduan antara ciri kera dan manusia. Namun, struktur tangan spesies itu belum dapat memberikan informasi mendalam tentang perilaku manual mereka.
Kesimpulan dari penelitian itu menunjukkan meskipun Australopithecus sediba lebih terampil daripada Lucy dalam menggunakan tangan. Namun, Lucy tetap menjadi spesies manusia purba pertama dengan kemampuan manual yang cukup kompleks.
Dengan hidup 1 juta tahun lebih awal dari Australopithecus sediba, Lucy membuka jalan bagi perkembangan keterampilan manual yang akhirnya spesies Homo sempurnakan.
Penelitian itu menantang pandangan lama keterampilan menggunakan alat hanya milik manusia dari genus Homo. Ternyata, Australopithecus lebih dulu menunjukkan kemampuan manual yang signifikan. Penemuan itu memperkaya pemahaman tentang keterampilan manusia berevolusi selama jutaan tahun.
Dengan bukti spesies seperti Lucy dan Australopithecus sediba mampu memanipulasi objek, kita mendapatkan gambaran baru tentang leluhur manusia purba mulai membangun keterampilan yang pada akhirnya menjadi dasar teknologi dan budaya modern.