Lesotho (Lampost.co) — Sebuah penemuan luar biasa di Lesotho mengungkap masyarakat Afrika mengenal fosil dinosaurus. Bahkan, pengetahuan tersebut jauh sebelum peneliti Inggris memulai studi di abad ke-19.
Penemuan tulang jari dinosaurus itu di tempat perlindungan batu, dekat situs suci, Lesotho. Tulang itu berasal dari spesies dinosaurus dengan perkiraan hidup sekitar 200 juta tahun lalu. Hal itu menantang pandangan umum tentang sejarah pengetahuan fosil yang selama ini didominasi ilmuwan Barat.
Menurut para arkeolog, temuan tulang jari dinosaurus itu menandakan masyarakat lokal di Afrika telah mengidentifikasi dan memahami asal-usul tulang besar tersebut. Bahkan, berabad-abad sebelum tibanya para peneliti Eropa.
Peneliti dari University of Southern California, Timothy Bromage, mengatakan penemuan itu sebagai bukti penting budaya Afrika yang berinteraksi dengan fosil dinosaurus jauh sebelum eksplorasi ilmiah Eropa.
Meski tidak memiliki pemahaman ilmiah modern, masyarakat lokal mungkin mengenali fosil itu sebagai sisa-sisa hewan purba yang pernah hidup di Bumi. Penemuan itu juga membuka perspektif baru tentang budaya non-Barat memiliki sejarah panjang dengan fosil.
Menurut para ahli, meski masyarakat setempat tidak mengetahui secara pasti spesies hewan tersebut, tetapi sudah memahami tulang-tulang besar itu milik makhluk yang pernah hidup ratusan juta tahun lalu.
Penemuan tulang jari dinosaurus itu mendukung teori masyarakat purba di berbagai belahan dunia memiliki pemahaman lebih dalam tentang fosil dan sejarah alam dari yang terduga selama ini.
Fosil itu menjadi bukti masyarakat purba di Afrika telah mengumpulkan atau memperhatikan tulang-tulang itu sebagai bagian dari pengetahuan lokal mereka.
Implikasi Penemuan Fosil
Penelitian di Lesotho turut memberikan kontribusi penting terhadap sejarah arkeologi dan paleontologi Afrika.
Tim arkeologi berharap temuan itu akan menginspirasi lebih banyak penelitian terkait pengetahuan lokal tentang fosil dinosaurus di seluruh Afrika. Selain itu, memberikan wawasan baru tentang masyarakat purba berinteraksi dengan alam sekitar.
Penemuan itu menantang narasi umum yang menganggap pengetahuan tentang fosil dan sejarah purba dimulai pada abad ke-19 dari Eropa. Padahal, Afrika telah memiliki sejarah panjang dalam mengenali fosil. Bahkan, memainkan peran penting dalam memahami evolusi hewan purba dan sejarah Bumi.