Jakarta (Lampost.co) — Salah satu misteri penyebab kepunahan hewan purba fenomenal, mamut berbulu, yang lama menjadi teka-teki mulai terungkap.
Sebuah studi baru mengindikasikan kepunahan mamut berbulu tidak hanya karena perburuan atau predator. Namun, berkaitan dengan ledakan vegetasi di zaman es terakhir.
Menurut penelitian terbaru, peningkatan vegetasi akibat pemanasan global pada akhir zaman es bisa menjadi penyebab kepunahan mamut berbulu dengan cara yang tidak terduga.
Peningkatan vegetasi itu melepaskan begitu banyak serbuk sari ke udara sehingga menyebabkan reaksi alergi pada hewan-hewan purba tersebut, mengganggu penciuman mereka.
Para peneliti berpendapat alergi serbuk sari itu mempengaruhi kemampuan mamut berbulu untuk berkomunikasi dan menemukan pasangan selama musim kawin. Kondisi itu secara signifikan menurunkan populasi mereka.
Penurunan kemampuan penciuman juga dapat mengganggu fungsi vital lainnya seperti mencari makanan, navigasi saat bermigrasi, dan mendeteksi predator. Hal itu mempercepat kepunahan spesies itu.
Salah satu cara untuk menguji hipotesis itu dengan menganalisis kandungan perut mamut yang membeku atau memeriksa feses fosil.
Para ilmuwan dapat mencari tanda-tanda reaksi alergi melalui keberadaan protein imun tertentu, seperti immunoglobulin E (IgE), yang sering berkaitan dengan reaksi alergi pada hewan modern. Namun, teori itu tidak sepenuhnya semua ilmuwan terima.
Seorang ahli biologi evolusi dari University at Buffalo, menyebut gagasan itu masih terlalu jauh dan sulit untuk pembuktian secara ilmiah. Meski demikian, ada bukti dari DNA purba yang mendukung hipotesis itu.
DNA mamut terakhir dari Pulau Wrangel menunjukkan kehilangan kemampuan untuk mencium aroma bunga tertentu. Temuan itu bisa menjadi petunjuk penciuman mereka memang terpengaruh alergi.
Meski studi itu membuka wawasan baru, banyak ahli tetap berpendapat kombinasi faktor lingkungan dan aktivitas manusia, seperti perubahan iklim, hilangnya habitat, dan perburuan sebagai faktor utama yang menyebabkan kepunahan mamut berbulu.
Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi alergi serbuk sari memang memainkan peran signifikan dalam proses kepunahan mereka.