Mesopotamia (Lampost.co) — Arkeolog menemukan bukti kota kuno purba Trypillia yang mungkin merupakan lebih tua dari kota-kota di Mesopotamia. Penemuan itu berpotensi merombak pemahaman sejarah selama ini.
Pasalnya, Mesopotamia selama itu terkenal sebagai tempat lahirnya peradaban tertua di dunia sekitar tahun 3800 SM. Namun, penemuan terbaru yang menghebohkan di Ukraina memicu perdebatan baru tentang lokasi kota pertama umat manusia.
Penemuan itu berawal pada 1960-an ketika seorang topografi Rusia, Konstantin Shishkin, mengamati bayangan aneh di foto udara Ukraina. Ia melihat pola lingkaran konsentris yang tidak biasa di tanah Kyiv saat memperbesar gambar.
Bayangan tersebut ternyata berasal dari struktur arkeologi tersembunyi yang akhirnya sebagai megasite Trypillia, kota terlupakan yang menghilang secara misterius.
Penemuan itu menunjukkan peradaban Neolitikum Cucuteni-Trypillia di Ukraina sekitar 4000 SM sebagai peradaban pertama yang membangun kota.
Sebelumnya, sejarah mencatat kota-kota tertua seperti Uruk, Çatalhöyük, dan Jericho di kawasan Mesopotamia. Namun, sisa-sisa pemukiman Trypillia berusia 6.000 tahun memperlihatkan perencanaan kota yang sangat canggih, seakan membuktikan peradaban itu memiliki perencana kota yang handal.
Kota dengan Teknologi Modern
Pada 1971, peneliti Ukraina menggunakan teknologi geomagnetik untuk memindai area bawah tanah dan struktur kota tersembunyi yang tersebar dalam lingkaran konsentris.
Kemudian, arkeolog Johannes Müller dari Kiel University Jerman kembali memeriksa situs Trypillia dengan teknologi pencitraan modern pada 2011. Penelitian itu mengidentifikasi pola kota seperti kisi-kisi dengan jalan-jalan yang teratur di tiga kota kuno Maidanezke, Taljanki, dan Nebelivka.
“Struktur kota itu mirip sistem modular, layaknya Lego,” kata Müller kepada publikasi Swiss Neue Zürcher Zeitung.
Kota dengan kepadatan rendah itu sebagai ‘megasites’ dan terdiri dari rumah-rumah yang sebagian besar sengaja dbakar. Pembakaran rumah di Nebelivka itu sebagai bagian dari ritual seremonial yang menciptakan tampilan yang terlihat dari jarak jauh.
Selain itu, arkeolog John Chapman dari Durham University, Inggris, menyoroti sisa-sisa rumah dan kuburan yang tidak biasa di kota Trypillia.
Berbeda dengan peradaban lain yang menggunakan kuburan individu untuk menunjukkan status sosial, kota Trypillia tidak memiliki kuburan yang menonjol. “Ketiadaan kuburan itu bukan berarti tidak ada penghormatan terhadap kematian,” kata Müller.
Kini, tantangan terbesar bagi para arkeolog adalah mengungkap asal-usul kota-kota Trypillia itu dan alasan menghilang tanpa jejak.
Studi lanjutan diharapkan bisa menggali informasi lebih lanjut tentang peradaban kuno Ukraina itu dan cara mereka meruntuhkan gelar Mesopotamia sebagai peradaban kota tertua.
Penemuan kota purba Trypillia yang tersembunyi itu menjadi bukti sejarah peradaban manusia lebih kompleks daripada yang peneliti pahami. Perdebatan mengenai asal mula peradaban tertua bisa baru saja dimulai.