Bandar Lampung (Lampost.co) — Eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akhirnya angkat bicara setelah PSSI memecatnya. Padahal, pelatih asal Korea Selatan itu baru saja menandatangani perpanjangan kontrak pada Juni 2024 yang seharusnya berlaku hingga 2027.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan pemecatan itu demi menciptakan dinamika baru di ruang ganti Timnas Indonesia. Erick menyebut perlunya pelatih yang mampu membangun komunikasi lebih baik dengan para pemain.
Khususnya pemain naturalisasi yang berasal dari berbagai negara. Untuk itu, Patrick Kluivert, pelatih berpengalaman asal Belanda, menjadi pengganti posisi Shin Tae-yong.
Setelah lebih dari dua pekan pemecatan, Shin Tae-yong akhirnya memberikan tanggapan dalam wawancaranya dengan media Korea Selatan, Yonhap News. Shin mengaku terkejut dengan keputusan tersebut, terutama karena pemberitahuan itu mendadak.
“PSSI baru memberi tahu pemecatan pukul 9.40 pada tanggal 6. Lalu mengumumkan pelatih baru pada siang hari itu. Itu tidak masuk akal, tetapi saya menerimanya dengan rendah hati,” ujar Shin Tae-yong.
Pelatih yang telah lima tahun memimpin Timnas Indonesia itu mengaku kecewa, tetapi tetap bangga dengan pencapaiannya. Salah satu hal yang paling ia syukuri adalah dukungan luar biasa dari para suporter Garuda.
“Di balik itu semua, saya mampu berdiri di sini dan berbicara dengan percaya diri, bisa kembali dengan senyuman. Semua orang di sini mendukung saya dengan luar biasa,” ujar Shin.
Kiprah 5 Tahun Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Shin Tae-yong berhasil membawa perubahan besar pada Timnas Indonesia selama lima tahun. Ia meningkatkan performa Timnas di berbagai ajang internasional dan membangun fondasi kuat untuk regenerasi pemain muda.
Bahkan, dukungan dari suporter terus mengalir deras di masa kepemimpinannya menjadikannya salah satu pelatih paling dicintai publik sepak bola Indonesia.
Namun, kepergian Shin Tae-yong tak lepas dari kontroversi. Sebagian besar suporter menyayangkan keputusan PSSI yang terburu-buru. Mereka berpendapat stabilitas dan keberhasilan tim tidak cukup hanya mengandalkan pergantian pelatih.
Tantangan Patrick Kluivert
Tanggung jawab besar itu saat ini berada di pundak Patrick Kluivert. Pelatih baru itu harus mampu membawa Timnas Indonesia melangkah lebih jauh, terutama dengan memanfaatkan koneksinya kepada para pemain diaspora.
Laga debut Kluivert akan berlangsung saat Timnas Indonesia melawan Australia di Sydney, pada 20 Maret 2025. Laga itu menjadi ujian pertama bagi Kluivert untuk membuktikan dirinya layak memimpin skuad Garuda ke masa depan yang lebih cerah.