Jakarta (Lampost.co)—Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, kabarnya ingin mendatangkan pemain-pemain bertipe cepat, kuat, dan atletis untuk memperkuat lini tengah timnya pada bursa transfer musim panas mendatang.
Poin penting:
- Amorim ingin mendatangkan pemain bertipe cepat, kuat, dan atletis untuk memperkuat lini tengah timnya
- Musim ini sektor tengah MU kurang memiliki energi dan mobilitas untuk bersaing secara fisik
- Pihak klub disebut memberikan dukungan penuh kepada Amorim untuk merombak skuad
Mengutip ESPN, Amorim menilai sektor tengah Manchester United kurang memiliki energi dan mobilitas untuk bersaing secara fisik di Premier League.
Hal ini menjadi salah satu perhatian utama Amorim setelah United hanya mampu mencetak 42 gol dalam 37 pertandingan liga musim ini. Hal tersebut menyusul musim terburuk klub tersebut dalam lebih dari setengah abad terakhir.
Baca juga: Kekalahan di Final Liga Europa Sangat Menyakitkan MU
Kekhawatiran Amorim makin terasa ketika timnya kalah dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa di Bilbao, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB. Kekalahan tersebut sekaligus memastikan Setan Merah tidak akan berlaga di kompetisi Eropa musim depan.
Kegagalan ini berdampak besar bagi finansial klub. United kehilangan potensi pemasukan senilai 100 juta poundsterling yang bisa mereka dapatkan seandainya lolos ke Liga Champions lewat jalur juara Liga Europa.
Namun demikian, pihak klub tetap memberikan dukungan penuh kepada Amorim untuk merombak skuad. Salah satu langkah konkretnya adalah mendekati kesepakatan transfer senilai 62,5 juta poundsterling untuk mendatangkan penyerang Wolverhampton Wanderers, Matheus Cunha.
Selain itu, Manchester United juga tertarik merekrut penyerang Ipswich Town, Liam Delap, yang memiliki klausul pelepasan sebesar 30 juta poundsterling. Namun, Chelsea tengah mencoba menyalip United dalam perburuan pemain berusia 22 tahun itu.
Meski sektor serang menjadi prioritas utama, Amorim menekankan perombakan lini tengah juga sangat penting. Ia merasa para gelandang saat ini tidak mampu mengimbangi intensitas permainan lawan-lawan mereka di liga, terutama dalam aspek kecepatan dan kekuatan fisik.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, kelemahan ini terlihat jelas. Sejak akhir Januari, United hanya mampu mengalahkan dua tim yang terdegradasi, yaitu Ipswich dan Leicester City di Premier League. Hal ini mencerminkan rapuhnya performa domestik mereka meski tampil cukup konsisten di Eropa sebelum kalah dari sesama klub Inggris di final.
United bahkan terancam finis di peringkat ke-17 jika mereka gagal mengalahkan Aston Villa di laga terakhir, sedangkan Tottenham meraih hasil lebih baik saat menjamu Brighton. Jika itu terjadi, posisi akhir tersebut akan menjadi yang terburuk sejak klub terdegradasi dari Divisi Utama pada musim 1973-1974.
