Jakarta (Lampost.co)—Tinggal empat pertandingan Liga Primer Inggris dan sudah mengoleksi 66 poin, Aston Villa kini tengah tengah bersiap menatap Liga Champion musim depan.
The Villa dalam perjalanan menciptakan sejarah mengakhiri musim ini bersama tiket Liga Champions.
Tottenham Hotspur menjadi tim yang paling mungkin memupus impian Villa tampil kembali dalam kompetisi elite sepak bola Eropa setelah absen selama 42 tahun.
Pada 1982, Villa menjuarai Piala Eropa yang sejak 1992 di-rebranding menjadi Liga Champions seperti dikenal sampai sekarang.
Empat pertandingan liga tersisa itu akan menentukan apakah Villa berhasil atau tidak menorehkan tinta emas tersebut.
Tapi mereka juga tergantung kepada bagaimana Tottenham mengakhiri enam pertandingan sisanya musim ini.
Villa menjamu Chelsea akhir pekan ini di Villa Park. Sepekan kemudian bertandang ke Stadion Falmer menghadapi tuan rumah Brighton pada 5 Mei atau dua hari setelah menghadapi Olympiakos dalam leg pertama semifinal Liga Conference Europa.
Pekan berikutnya, setelah leg kedua melawan Olympiakos, mereka akan menjamu lawan terberat pada sisa musim, yakni Liverpool, pada 14 Mei.
The Reds adalah satu dari enam tim yang menaklukkan Villa musim ini. Lima lainnya adalah Manchester United, Manchester City, Tottenham, Nottingham Forest, dan Newcastle United.
Pertandingan terakhir Villa dalam kompetisi liga tidak kalah berat, yakni tuan rumah Crystal Palace pada 19 Mei. Sebelas hari terakhir ini, Palace berturut-turut membabat Liverpool, West Ham United, dan Newcastle.
Melihat hal itu, Villa tidak bisa menganggap enteng empat pertandingan terakhir sehingga kemungkinan tergelincir tetap ada.
Kendati begitu, Tottenham juga mesti melalui jalan tidak kalah terjal. Sebab, mereka harus menghadapi tiga tim yang tengah berebut trofi juara Liga Premier.
Minggu pekan ini Spurs menjamu Arsenal. Usai kontra Chelsea empat hari setelah itu, Spurs menghadapi Liverpool di Anfield pada 5 Mei. Kemudian, menjamud Manchester City pada 15 Mei.